Cerita Seks - Cincin Perawan 3

Baca dulu biar nyambung:

Ia mengenali deru mobil itu, taksi pejantan tuanya, Pak Tanba. Meski telah lima kali berhubungan intim dengan lelaki tua itu, Ayu selalu bergetar saat membayangkannya. Bagaimana tubuh hitam besar tambunnya, senyuman dan suaranya, tangan kekarnya, hingga ke penis hitam panjang berurat Pak Tanba yang merenggut keperawanannya. Ayu bergidik. Gadis muda ini mulai terangsang. Pintu terbuka dan Pak Tanba pun masuk. Lelaki tua perkasa ini tersenyum melihat kekasih mudanya sedang menunggunya.

"Lagi ngapain Ayu?" tanya Pak Tanba sembari menghampiri gadis muda yang duduk di karpet usang di ruang tamu.
"Lagi nungguin bapak," jawab Ayu ringan.

Pak Tanba lalu duduk di dekat Ayu. Tangan kekar hitamnya memeluk tubuh Ayu dari belakang. Diciuminya leher belakang gadis muda itu, juga pundaknya. Ayu merasa terangsang.

"Bapak lama banget perginya, " tangan Ayu membalas dekapan tangan kekar hitam lelaki tua itu.
"Tadi nemenin Ibu ke pasar bentar. Ayu nggak marah kan? " canda lelaki Ambon itu, sembari menciumi leher Ayu dari belakang.

Bibir hitam tebal itu terus menciumi leher jenjang putih Ayu. Menjilatinya, memberikan kecupan ringan. Nafsu Ayu pun segera naik. Pak Tanba terus menjilati leher Ayu. Kedua tangan kekar hitamnya yang semula memeluk Ayu, kini telah meraba dan meremas dua buah dada Ayu dari balik kaosnya.

"aaaachhh' Ayu mulai mendesah.

Remasan tangan Pak Tanba di payudara, serta jilatan di leher Ayu, membuat gadis muda ini terbuai. Tubuhnya lemas, ia lalu berada di dekapan tubuh hitam pejantan tuanya itu. Ayu kemudian mendongakkan kepala menoleh ke arah Pak tanba yang memeluknya dari belakang. Bibir merah Ayu yang sedikit terbuka, menjadi sasaran mulut Pak Tanba. Lelaki tua jantan ini segera mengecup dan mencipoknya.

"mmmffft" desahan Ayu tertahan oleh ciuman Pak Tanba.

Lidah mereka segera bertaut. Tangan Ayu meremas kepala botak lelaki tua itu. Bunyi cucupan dan cipokan lidah keduanya terdengar di ruang tamu kecil itu. Kedua tangan kekar hitam Pak Tanba masih aktif meremas payudara Ayu dengan lembut. Sesekali jari tangan kasar sopir taksi itu, memainkan puting Ayu dari balik kaosnya.

"Ahhhhh" ayu semakin terlena dengan permainan Pak Tanba.

Semenjak bertemu dengan Ayu, pengalaman seks Pak Tanba semakin mahir. Lelaki ini dulu hanya melakukan gaya misionaris saat menggauli istri tuanya. Kini Pak Tanba menjadi pejantan tangguh. Tidak hanya penis besar hitamnya amat perkasa, permainan foreplay pria tua ini juga meningkat. Sambil berciuman, tangan Ayu kini turun ke selangkangan lelaki tua itu. Dirasakannya batang perkasa itu telah membesar, seiring cumbuan mereka. Meski sudah lima kali merasakannya, Ayu tetap takjub akan penis besar berurat milik pria Ambon ini. Mulut dan lidah Pak Tanba pun sekarang beralih ke telinga Ayu. Telinga yang menjadi salah satu daerah sensitif gadis itu dijilati dan diciuminya. Ayu pun mendesah.

"Aaah gelii paak"

Vagina Ayu kini mulai basah dan gatal akibat permainan lembut Pak Tanba. Di tengah aktifitasnya menjilati dan menciumi telinga Ayu dari belakang, lelaki hitam besar ini membisikan sesuatu ke telinga Ayu.

"Tadi bapak beli sesuatu untuk Ayu, " bisik Pak Tanba.

Ayu tersenyum. Ia berbalik menghadap Pak Tanba.

Dengan mata sayu menahan birahi, gadis muda ini bertanya," Apa itu pak?"

Pak tanba tersenyum. Ia menciumi bibir mungil Ayu. Tangan mesumnya tetap mempermainkan puting Ayu yang makin mengeras.

"Kalo mau tahu, buka celana bapak" jawab Pak tanba mesum.

Ayu meringis. "Loh katanya tadi beli sesuatu? Apa hubungannya dengan celana bapak?" ujar Ayu sembari merajuk.

Pak Tanba tertawa kecil. Dengan gemas ia memencet putting Ayu, sehingga yang punya meringis.

" Tadi Bapak beli jamu kuat, dengan telur dan madu. Bapak minum dan hasilnya ada di balik celana bapak, " jawab Pak Tanba nakal.
"Ih bapak nakal," rajuk Ayu, lalu mencium mulut Pak Tanba.

Lidah keduanya kembali bertautan. Meski Ayu merasa bau rokok di mulut lelaki tua itu, tapi Ayu menyukainya. Terasa jantan.

"Mau liat nggak?" tanya Pak tanba menggoda.

Pak Tanba lalu berusaha melepaskan celananya, sambil tetap duduk. Celana panjang itu segara turun hingga ke dengkul. Ayu membantu Pak Tanba melepaskannya, lalu membuang celana itu ke atas sofa di atas mereka. Kini Pak Tanba hanya mengenakan celana dalam murahan berwarna biru tua. Dari baliknya terlihat penis lelaki Ambon ini yang sudah menegang. Pak Tanba lalu membiarkan Ayu melepas celana dalamnya. Dan segara tampak batang penis hitam besar yang setengah tertidur. Ukurannya luar biasa, 19 cm. Penis itu dihiasi oleh bulu jembut lebat berwarna hitam. Kepalanya yang bulat besar bak jamur raksasa, tampak begitu indah. Terlihat pula buah pelir Pak Tanba yang masih kencang, diapit kedua paha gempal berwarna hitam dan berbulu. Dengan penuh nafsu Ayu memegang batang penis Pak Tanba dengan tangan kananya yang mungil. Diamatinya batang hitam setengah tertidur itu. Saat itu ukurannya sudah besar dan gemuk, apalai kalo sudah ereksi maksimal. Ayu lalu membungkuk mendekatkan wajahnya ke penis Pak Tanba. Diciuminya dan dihirupnya aroma kejantanan pria tua ini. Ayu kemudian mengarahkan kepala penis tumpul seperti topi baja itu kebibirnya. Lalu dimasukkannya ke dalam mulutnya.

"oooooh." Pak Tanba mendesah nikmat, matanya terpejam saat mulut dan lidah Ayu menyapu kepala penisnya.

Ayu segera menjilati dan mengulum batang penis itu dengan pelan. Segera saja ukurannya membengkak dan membesar. Batang penis Pak Tanba segera mengacung tegang, bak kena strum. Ayu secara aktif dan lembut menjilati batangnya. Tak lupa lidah Ayu yang basah dan hangat, menjilati lubang kencing Pak Tanba. Pak Tanba terpejam. Mulutnya mengeluarkan desahan. Kedua tanganya secara aktir membimbing kepala Ayu agar bisa mengulum penisnya dengan sempurna. Sesekali mata Ayu melihat ekspresi kenikmatan lelaki tua itu. Terlihat seksi dan jantan di mata Ayu. Hari masih pagi, namun tubuh hitam besar Pak Tanba sudah mengeluarkan peluh yang membasahi kaosnya. Tak nyaman, lelaki Ambon ini melucuti kaosnya, hingga kini ia bugil. Tampak pemandangan erotis, ketika seorang gadis cantik berkulit putih, menghisap kemaluan lelaki tua bertubuh hitam besar tambun itu. Jilatan Ayu membuat penis Pak Tanba ereksi maksimal. Kini terlihat batang penis hitam besar itu mengacung dengan gagahnya, terlihat mengkilat karena air liur Ayu. Ayu terus mengulum penis hitam besar itu bak menjilati permen lollipop. Nafsu Pak Tanba sudah di ubun-ubun. Ia mendesah.

Saat itu tiba-tiba terdengar teriakan seseorang dari luar. Rupanya itu tetangga Pak Tanba yang ingin membeli sesuatu dari warungnya. Tetangga itu melihat dari luar rumah Pak tanba sepi, namun taksi pria Ambon ini terparkir di depan. Tanda ada tamu. Padahal di dalam, sang empunya sedang memacu birahi dioral oleh gadis simpanannya.

"Bu Watii... Pak Tanba..mau beli nih" teriak tetangga itu.

Pak Tanba yang sedang tanggung merasa kesal. Nafsu yang sudah diubun-ubun membuat kepalanya mau pecah. Tapi ia coba menjawab.

"Warungnya tutup." Teriak Pak Tanba sambil menahan nafsu. Ayu tersenyum geli melihat pejantan tuanya yang sedang bugil dan memicu nafsu itu.
Tapi tetangga Pak tanba tak menyerah. "Ayo dong pak.. butuh banget nih" teriaknya. Terdengar suara pria remaja.
Pak Tanba yang kesal pun lalu berdengus. "Uh nggak tau lagi butuh dan tanggung nih, " jelasnya kesal.

Ayu terkikik tertahan. Mata Pak Tanba yang sudah merah menahan nafsu sekilas menatap Ayu. Kedua jarinya membentuk isyarat untuk tidak bersuara.

"Sebentar ya sayang,. Ada gangguan" ujar Pak Tanba kesal.

Ayu mengerti. Ia lalu melepaskan pegangnya dari penis Pak Tanba. Pak Tanba terlihat gugup mencari celana dan kaosnya yang sudah terlepas. Ayu yang mengerti lalu menghambur ke dalam mencari sarung. Ia memberika sarung itu ke Pak Tanba. Pak Tanba nyengir memamerkan gigi putihnya. Ia lalu mengenakan sarung dan kaosnya. Ayu pun menghambur ke dalam kamar, agar tidak terlihat. Dengan kesal Pak Tanba membuka pintu rumah. Terlihat seorang bujang remaja berdiri di hadapannya.

"Mau beli apa?" tanya Pak Tanba dengan suara beratnya.
"Rokok pak. Dua bungkus untuk ayah, " jelas sang remaja.

Pak Tanba lalu masuk ke dalam warung, mengambil dua bungkus rokok, lalu memberikannya ke remaja pria itu.

"ini" dengusnya

Pria remaja itu memberikan uang tiga puluh ribu rupiah. Sekilas dilihatnya muka hitam lelaki botak itu yang terlihat kusut. Keringat membasahi muka dan tubuhnya. Sang remaja pria tanpa sengaja melihat batang penis Pak Tanba yang mengaceng dari balik sarungnya. Sang pria tersenyum geli.

"Apa? Sudah dapet kan?' Tanya pak Tanba ketus.

Anak pria itu berlari menghambur tanpa menoleh lagi. Pak Tanba pun kembali menutup pintu. Ia menguncinya dari dalam. Lelaki Ambon botak ini pun mengecek semua jendela dan lubang, memastikan tidak ada celah bagi untuk mengintip ke dalam. Lelaki tua ini lalu menuju ruang makan, membuka kulkas dan mengambil sebotol air minum. Ia meneguknya untuk menghilangkan kekesalan, haus dan nafsu birahinya yang tertunda.

Efek minum jamu kuat memang amat dahsyat. Pak Tanba butuh pelampiasan dan menumpahkan maninya ke dalam vagina Ayu. Pak Tanba lalu menuju kamar istrinya. Di sana terlihat Ayu yang tersenyum geli melihat kejadian tadi.

"hihi.. baru kali in Ayu liat bapak kesal. Serem juga. Baru keliatan orang Ambonnya, " ejek Ayu.

Pak Tanba tersenyum. Lalu menghampiri Ayu. Mulutnya kemudian menyumpal mulut gadis muda itu dan menghujaminya dengan ciuman dan jilatan.

"Mau lihat bapak marah lagi? Tapi kali ini akan muasin Ayu, "

Pak Tanba lalu menciumi Ayu. Ayu pun membalas ciuman pejantan tuanya ini dengan jilatan dan sedotan. Jujur saja, Ayu pun tadi merasa nafsunya terputus.

"Ayu, kita main di kamar anak bapak aja ya. Di sana nggak pake ranjang. Cuma kasur. Lagian di sana nggak dekat jalan, jadi suara kita nggak kedengaran, " rayu Pak Tanba dengan suara yang menahan nafsu.

Ayu mengangguk. Lelaki tinggi besar hitam ini kemudian membopong tubuh Ayu dengan tangan besar kekarnya. Dengan langkah pincang, Pak Tanba membawa tubuh Ayu ke kamar seberang, tempat anak bungsunya. Kamar ini sedikit lebih luas dari kamar Pak Tanba. Dengan sentuhan khas anak perempuan. Ada poster beberapa penyanyi terkenal di dindingnya. Pak Tanba menutup jendela kamar dan mengunci pintu. Ayu pun dengan sigap membuka celana pendek dan kaosnya hingga bugil. Kamar itu gelap, hanya diterangi cahaya matahari yang masuk dari celah-selahnya. Pak Tanba menyalakan kipas angin. Ia segera melepas kaos dan sarungnya. Kini tampak tubuh besar hitam tambun dengan perut gendut dan peler yang mengacung maksimal. Lelaki botak ini segera menghambur ke arah Ayu yang sudah berada di kasur kamar itu. Suasana di luar rumah sunyi. Sekilas rumah itu tidak berpenghuni. Seluruh jendela dan pintu tertutup rapat. Namun, mobil taksi Pak tanba terpakrkir d luar. Orang ramai lalu lalang di dekat rumah Pak Tanba. Cuaca cukup terik dan hangat. Namun, tidak sepanas keadaan di kamar tidur anak Pak Tanba.Terlihat dua sosok tanpa busana sedang saling tindih. Yang berada di bawah adalah gadis muda cantik berkulit putih dan berbadan ramping, sementara di atasnya adalah pria paruh baya bertubuh hitam besar berkepala botak. Kedua tubuh itu sudah dibasahi keringat nafsu yang mebuat tubuh sang pejantan mengkilat. Sang pria besar hitam botak itu tanpa bergerak maju mundur di atas sang gadis. Kaki sang gadis mengangkang, dan mengapit pantat besar hitam sang pejantan. Mata gadis itu terpejam, semantara kedua tangannya berada di bahu sang pria. Tentu saja mereka adalah Pak Tanba dan Ayu yang sedang bersenggama. Tampak penis besar hitam perkasa Pak Tanba, sedang memompa vagina sang gadis.

Sudah dua puluh menit persenggamaan itu berlangsung. Ayu pun sudah orgasme. Namun, Pak Tanba masih perkasa membobol vagina Ayu. Terdengar suara cipokan akibat pertemuan antara batang penis Pak Tanba dengan vagina Ayu yang sudah sangat becek. Juga desahan mereka terdengar keras memacu birahi. Ayu yang terpejam amat menikmati persetubuhan kali ini. Dan sebenar lagi orgasme kedua pun menghampiri sang gadis.
" aaaaaaahhhhhhh" Ayu menjerit.

Muncratan cairan orgasme keluar dari vaginanya menjepit dan meremas penis Pak Tanba. Namun Pak Tanba masih belum mencapai puncak. Ia menghentikan sebentar genjotannya menikmati remasan vagina Ayu yang orgasme. Efek jamu kuat itu sungguh luar biasa. Pria paruh baya yang dalam keadaan normal sudah perkasa itu, makin seperti kuda liar. Penis besar hitamnya masih perkasa. Pak Tanba lalu membisiki Ayu untuk berganti posisi. Ayu yang sudah lemas, hanya mengangguk. Dalam hati ia ssudah sangat lemas, vaginanya sudah pegal. Namun, ia bangga melihat stamina luar biasa pak Tanba. Pak tanba lalu mencabut penis hitam besarnya. Batang penis berurat dengan kepala bulat besar bak helm tentara itu, terlihat mengkilat akibat cairan orgasme Ayu. Pak Tanba lalu duduk dan meminta Ayu mendudukinya. Posisi woman on top. Ayu yang sudah lemas, dibimbing Pak Tanba. Ayu menduduki paha gempal Pak Tanba, lubang vaginanya dikuakkan, lalu dimasukkannya penis besar hitam Pak Tanba yang berdiri tegak. Perlahan-lahan batang penis besar itu amblas ditelan vagina Ayu yang sudah melebar.

"aaaaagghhh" desah Pak Tanba.

Ayu melingkarkan tangannya ke leher dan bahu kokoh lelaki hitam besar ini. Sementara kedua tangan Pak Tanba melingkar di pinggang ramping Ayu. Ayu yang lemas hanya menerima sodokan penis Pak Tanba dari bawah. Pak Tanba menggenjot keras, menimbulkan bunyi ciplokan akibat pertemuan antara kedua kelamin, serta paha gempal Pak tanba dan pantat Ayu.

" ooh..ophhh"

Terdengar desisan bak orang kepedasan dari mulut Pak Tanba. Mulut lelaki jantan ini tak diam. Ia lalu mencium dan mengkulum bibir Ayu. Ayu yang lemas membalasnya dengan cipokan dan jilatan mesra. Dua lidah mereka bertemu, air liur mereka menetes. Sesekali muulut Pak Tanba menghisap dan menyusu payudara Ayu secara baergantian. Perbuatan Pak Tanba ini membuat nafsu Ayu kembali bangkit. Lidah kasar Pak Tanba juga menjilati kedua putting ranum Ayu yang sudah keras bergantian.

Ayu pun tak ketinggalan memberikan rangsangan kepada pejantan Ambonnya ini. Lidahnya menjilati telinga dan leher hitam Pak Tanba yang basah oleh peluh. Terasa asin keringatnya.

"ahhh...aaahhh"

Tak lama Ayu pun merasa akan mencapai orgasme ketiga. Tubuhnya mulai menegang. Pandangan gadis ini mulai kabur. Vaginanya mengendut keras. Diringi suara keras, Ayu pun menjerit. Ini adalah tenaga terakhirnya.

"aaaaahhh...mmmffft" Desahan Ayu tertahan oleh ciuman Pak Tanba.

Ayu mengejan. Vaginanya meremas keras penis besar hitam Pak Tanba. Lalu keluarlah orgasme dahsyat gadis muda ini.

"Crott..crott"

Di sisi lain, Pak Tanba pun mulai mencapai puncak kenikmatannya. Genjotannya semakin kasar, cepat tak beraturan. Tubuhnya menegang. Seluruh otot tubuh nya mengencang. Otot di leher dan dahi Pak Tanba keluar. Batang penisnya semakin membengkak dan diringi geraman keras, lelaki hitam besar ini menyodok penisnya sedalam-dalamnya ke lubang vagina Ayu di atasnya.

"argggghhh,,, arfggghh ooooh"

"Croott.crott.crrooot" berkali kali Pak Tanba menembakkan air mani kentalnya secara banyak ke rahim Ayu.

Tampak cairan pembuat bayi itu mengalir dari lubang vagina Ayu, bercampur dengan air orgasme Ayu. Menetes ke pangkal penis dan paha Pak Tanba.Kedua insan ini mengatur nafas yang tersengal-sengal.

Ayu yang masih berada di pangkuan Pak Tanba terduduk lemah lunglai. Tenaganya kali ini benar-benar terkuras oleh stamina ampuh Pak Tanba yang meminum jamu kuat. Penis besar hitam Pak Tanba masih tertanam di vagina Ayu. Lelaki tua botak ini lalu membaringkan Ayu di kasur anaknya. Barulah pria ini mencabut penisnya keluar. Batang hitam besarnya terlihat mengkilat akibat campuran mani dan air vagina Ayu. Gadis cantik ini amat lemas,namun puas. Ia segera merebahkan diri. Sementara Pak Tanba terbaring di sampingnya. Tubuh hitam besar gendutnya tertidur dan tergeletak di samping Ayu. Lelaki ini puas setelah membasahi rahim Ayu dengan bibitnya. Ia bertekad menghamili gadis ini. Namun Pak Tanba tak tahu rahasia cincin perawan Ayu. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10:30 siang.

Tamat

Comments


EmoticonEmoticon