Cerita Seks - Tetanggaku Menodai Rumah Tanggaku Full Episode

Sebut saja aku Gladis. Aku berusia 28 tahun. Aku sudah menikah namun belum dikaruniai anak. Kata orang aku cantik dan memiliki daya tarik. Kadang aku selalu menutup auratku dengan berhijab Namun kadang aku juga tak mengenakannya. Aku memang masih dalam tahap penyesuaian untuk benar-benar berhijab. Kulit putih dan tubuh sintalku selalu aku tutupi dengan pakaian modis ala hijabers atau baju yang sopan jika aku sedang tidak berhijab. Selain wajahku yang cantik aku memiliki payudara yang termasuk besar namun aku tak suka memamerkannya aku malah risih dan menginginkan payudara yang berukuran kecil. Entah saat aku mengenakan hijab atau tidak payudaraku selalu memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi santapan para pria nakal. Dasar Pria, pikirannya selalu cabul.
Cerita Seks | Cerita Dewasa | Cerita Sex Selingkuh

Aku merupakan seorang ibu rumah tangga. Sebelumnya aku merupakan seorang wanita karir namun setelah menikah Mas Reza menyuruhku untuk berada di rumah saja. Mas Reza lah yang berhasil meminangku. Kini usia pernikahan kami memasuki 1 Tahun. Banyak yang bilang kami pasangan yang serasi yang satu cantik dan yang satu tampan. umurnya pun tak beda jauh dariku. Mas Reza bekerja sebagai pimpinan di sebuah Bank. Secara financial kami bisa dibilang mapan.

Aku memang sudah lama berpacaran dengan Mas Reza. Bahkan kami sudah melakukan hubungan terlarang sebelum kami menikah. Mas Reza memang pintar merayu ku dan berhasil menggodaku untuk menyerahkan keperawananku pada saat itu. Mas Reza memang memiliki nafsu sex yang tinggi. Disetiap ada kesempatan Mas Reza selalu menyetubuhiku, entah itu di rumahku, dirumahnya atau kadang kita menyewa kamar di Hotel. Mas Rezalah yang mengajariku bercinta dari yang tadinya pasif hingga aku aktif bermain dalam bercinta. Namun walau aku sudah mengenal nikmatnya bercinta hanya dengan Mas Rezalah aku melakukannya. Setelah 5 tahun berpacaran kami akhirnya menikah.
Setelah beberapa bulan tinggal rumah orang tuaku, akhirnya kami berhasil membeli rumah walaupun berada di pinggiran ibu kota. Rumah minimalis 2 lantai tersebut berada di sebuah Cluster yang didalamnya hanya ada terdapat beberapa rumah dengan bentuk yang sama tanpa pagar pembatas.
Mas Reza semakin giat bekerja, gairah keintiman kami mulai berkurang seiring dengan beban pekerjaannya yang kian bertambah. Apalagi sekarang Mas Reza selalu pulang malam dan pergi pagi sekali. Karena memang jarak dari rumah ke kantor memang agak jauh. Seperti pada malam ini kulihat suami ku yang berada disebelahku nampak sudah tertidur pulas. Padahal aku sedang bergairah. Ku pelorotkan celana pendeknya dan ku telanjangi bagian bawah tubuhnya. Kulihat penisnya yang nampak sedang tertidur. Ku pegang batang lemah penisnya itu, ku genggam dan kubelai lalu ku kocok secara perlahan. Secara alamiah semakin lama penisnya terasa mengeras akibat kocokan tanganku. Aku mulai menjulurkan lidahku, kujilati kepala penisnya lalu turun batang penisnya. Lalu setelah itu ku kulum batang penisnya.

“Hmmmmm Mah...” dia mulai bereaksi dan mulai membuka kedua matanya.
“Aduh mah besok kan papah mesti kerja. Nanti aja pas weekend papah bakalan puasin mamah” ujar suamiku
“Pah, mamah lagi on. Please pah sekali saja” ujarku merajuk
“ya udah mah maen cepet aja. Mamah aja yang gerak papah capek” ujarnya
Aku langsung menurunkan CD ku. Ku angkat gaun tidurku lalu ku posisikan diriku diatas tubuh suamiku dalam posisi WOT. Liang senggamaku yang sudah basah mulai menyentuh kepala penisnya yang sudah tegang karena ulahku. Ku genggam penisnya dan kuarahkan masuk ke liang memekku sambil kuturunkan tubuhku.
“Blessss” “Hhhhhmmm Pahhhh” desahku
Kurasakan penis suamiku sudah masuk seutuhnya tertelan di dalam liang memekku. Aku mulai menggoyangkan pinggulku maju mundur menggoyang penisnya. Penisnya terasa penuh diliang senggamaku. Semakin aku menggoyang pinggulku rasa nikmat semakin menjalar ke seluruh tubuhku.
“hmmm, ooohhhhh, ahhhhhhhh” “Pah, mainin toked mamah dong Pahhhhh jangan tidur terus” “Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh”
Aku terus menggerakan pinggulku. Sambil satu tanganku meremas-remas payudaraku. Satu-satunya penis yang selalu menusuk di liang memekku itu bergerak mengikuti irama goyanganku.
“Hhhhmmmm Masssss” “Bangun Massssss” “Entotin aku Masssss”
Mas Reza mulai terpancing ajakanku. mungkin dia juga merasakan kenikmatan atas jepitan liang memekku. Mas Reza nampak mulai membangunkan badannya lalu kami pun berciuman dengan ganasnya. Mas Reza mulai aktif bermain. Tangannya mulai menuruni kedua tali gaun tidurku lalu memelorotkannya. Kedua payudaraku tak dibiarkan bergelantung dengan bebas. Tangannya langsung menangkap, meremas-remas dan kadang memilin kedua putingku. Aku semakin bergairah kareba mendapat rangsangan darinya.
“nakal kamu Mah. Kamu harus dihukum”ujarnya setelah menyudahi aksi ciuman kami
Aku masih bergoyang dan bibirnya kini mulai mengulum dan menyedot-nyedot putingku. Membuat tubuhku semakin sensitif dan terasa begitu nikmat.
“Ohhhhhhh Pahhh, terus hisap puting mamahhh.. Ohhhh”desahku
Aku semakin tak tahan. Liang memekku semakin basah saja. Aku sedang mengejar Orgasmeku. Gerakan pinggulku semakin liar dan Lidah Mas Reza semakin menari-nari dan menggelitik diputingku. Aku tak tahan lagi.
“ohhhhhhhh, ahhhhhhhhhh, ahhhhhhhhh” “Pah, aku mau hmmmmm aku mau.....” “aku mau sampe pahhhh” desahku sambil menjambak rambut suamiku “Aaaaaaahhhhhhhhhhh”
Kurasakan orgasme menerpaku. Rasa nikmat menjalar keseluruh tubuhku dengan reaksi cairan cintaku yang semakin membanjiri liang memekku. Mas Reza menyadari bahwa aku sudah mencapai klimaksnya. lalu kini dia yang mengambil alih permainan bercinta kami. Aku lalu ditidurinya dibukanya kedua kakiku lalu mas Reza kini sudah berada diatasku Lalu penisnya kembali melesat didalam liang memekku.
“Ohhhhhhh Pahhhhhh”desahku
Mas Reza mulai memompa penisnya di liang memekku. Pinggulnya bergerak maju mundur dengan cepat di liang senggamaku. Mas Reza sepertinya ingin buru-buru menuntaskan permainan cinta kami.
“PlakkkkkPlokkkkkkPlakkkkkkk” “Ahhhhhhhh,Ohhhhhhh,Ahhhhhhh” “Ohhhhh mahhhh Papah”
Kurasakan Penisnya mulai berdenyut di dalam liang memekku. Mas reza sedang mengejar orgasmenya.
“Papah, papah sampeeeee” “Ohhhhhhhhhh” “crotzzz,crotzzzz,crotZzzz”
Mas Reza pun menumpahkan cairan cintanya di dalam liang memekku.
--XxxxxxxX—
Keesokan harinya. Samar-samar ku dengar bel rumahku berbunyi. Aku mulai terbangun dari tidurku. Kulihat Mas Reza sudah tak berada di sampingku lagi. Kulihat ke arah jam ternyata sudah menunjukan jam 10 pagi. Ternyata aku kesiangan, tubuhku masih telanjang dan kurasakan ada bercak-bercak sperma di perutku. Mas Reza pasti sudah menggauliku lagi. Aku beranjak dari tempat tidurku. Berjalan cepat ke Kamar mandi untuk membilas tubuhku. Lalu ku kenakan gaun tidurku lagi tanpa mengenakan pakaian dalam. Aku rerburu-buru karena bel rumah ku terus berbunyi lalu ada suara orang memanggil-manggil namaku.
“Gladisss” teriak seseorang ari depan pintu rumah. “Ting Tong Ting Tong” suara bel “iya, sebentar” jawabku
Ku buka pintu rumahku dan ku dapati Sella beserta suaminya (Mas Baim) tetangga rumahku, Mereka nampak bengong melihat kearahku. Aku pun mulai tersadar karena sinar matahari tepat kearahku dan nampak menerangi tubuhku yang masih mengenakan pakaian yang sexy. Aku jadi risih sendiri mendapat tatapan nakal tetanggaku terutama dari Mas Baim yang nampak mesum menatap tubuhku terutama kedua toketku. Aku biasanya selalu mengenakan pakaian sopan. Mungkin baru kali ini Mas Baim melihatku dengan pakaian seperti ini.
“Hello Sella, Mas Baim ada apa ya kok malah pada bengong”jawabku “Oh my god Gladis kamu sexy banget say, pantes Mas Reza betah dirumah mana toket kamu gede banget lagi say” jawab sella, lalu melihat ke arah suaminya yang nampak masih terbengong “Auwwwww” ujar Mas Baim karena mendapat cubitan dari Sella “Mata dijaga ya. Awas ya Pah kalau sampai konak ngeliatin Gladis nggak aku kasih jatah sebulan” ujar Sella “yah jangan dong Mah. Lagian kan yang ngegoda papah Gladis tuh” ujar Mas Baim yang tak mau disalahkan “eh enak aja ya Mas Baim” jawabku sambil tertawa
Sella lalu mengusir Mas Baim yang nampaknya sedikit kecewa. Ku ajak Sella masuk kedalam rumahku dan kami pun mulai asik mengobrol. Sella ternyata ingin memberiku oleh-oleh karena dia habis berlibur ke Bali bersama misuanya. Sella dan aku memang mulai memiliki hubungan yang dekat. Begitupun Mas Baim dan juga Mas Reza. Mungkin karena kami seusia dan rumah kami juga bersebelahan. Sella tak kalah cantik denganku. Bahkan aku iri dengan tubuh Sella yang nampak proporsional dengan ukuran payudaranya yang pas tidak begitu besar dan juga kecil. Sella sama sepertiku belum memiliki anak dan juga merupakan seorang ibu rumah tangga. Namun yang berbeda adalah pekerjaan suami kami. Mas Reza merupakan pegawai kantoran sedangkan Mas Baim merupakan kontraktor yang bekerja jika memang sedang ada proyek.
Setelah asik mengobrol Sella kembali kerumahnya sedangkan aku kembali beraktifitas sebagai ibu rumah tangga. Tak hanya Sella dan Mas Baim saja namun aku juga masih memiliki tetangga yang belum begitu ku ke kenal. Sebagai warga baru aku memang harus aktif berkenalan dengan para tetanggaku yang lainnya.
Seperti biasa sore ini Mas Reza mengabariku bahwa dia akan pulang malam. Kulihat kearah luar hari sudah menjelang sore. Aku bingung mengisi waktuku dengan apa. Memang sudah waktunya aku memiliki anak, Namun Tuhan belum memberikannya. Padahal aku dan Mas Reza selalu mencoba dan aku pun tahu kalender kesuburanku. aku mulai mempelajarinya semenjak pacaranku dengan Mas Reza sudah tak sehat lagi, aku tak mau kebobolan apalagi sampai hamil diluar nikah. Apalagi Mas Reza pada waktu itu malas sekali mengenakan kondom. Dasar Pria maunya enaknya saja gilaran tekdung pada lepas tanggungjawab.
Akhirnya sore itu kuputuskan untuk berkunjung ke rumah Sella.
“Ting Tong Ting Tong” bel rumah Sella “Sellaaaaaaa” ujarku “iya sebentar Dis” jawab suami Sella dari dalam rumah
Kulihat Mas Baim membukakan pintu rumah. Mas Baim nampak memamerkan tubuh atletisnya dengan lilitan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya
“Mau main ya Dis. Masuk aja”ujarnya “ih Mas abis mandi ya. Sellanya ada di rumah nggak”tanyaku “ya nih abis mandi, mau dimandiin sekalian nggak Dis. Sella juga lagi mandi tuh” ujarnya “Ih Mas Baim nakal, aduin ke Sella nih”ujarku “Ye, jangan Dis bahaya, kan Mas cuma bercanda. Ya udah masuk aja yuk”ajaknya “nggak deh Mas. Kalau gitu nanti malem aja aku mainnya”ujarku lalu kembali ke rumahku
Malam harinya aku kembali bermain ke rumah Sella. Kini aku sudah berada didalam rumahnya. Ku lihat Sella nampak sedang di pijit oleh terapis pria.
“Mas Baim keluar ya Sell”ujarku “Iya lagi ada penawaran proyek katanya”jawab Sella “gila berani juga Sella dipijit ma terapis cowok nggak ada suaminya”ujarku dalam hati
Namun aku salah sangka. Tenyata terapis itu bukannya cowok tulen. tetapi cowok melambai.
“Sis, ikutan di pijit yuk. Tince jamin ueeeenak dan bikin badan seger”tawar sang terapis “Ya udah Dis. Abis Tince mijit aku dia mijit kamu ya say”ujar Sella “aduh gimana ya. Aku nggak pernah di pijit cowok say”jawabku “yeeee, tince ini cewek yang menjelma jadi cowok say. Jadi nggak bakal bisa konak dia. Lagian dia udah langganan aku say. Aku jamin aman”jawab Sella “tapi kalau kamu mau dipijit jangan disini. Nanti si Baim nepsong Lagi liat kamu telanjang Say. Kita pindah ke kamar aja yuk”ujar Sella
Kami pun beranjak ke dalam kamar Sella. Sella sudah tak malu Lagi dan melepaskan kainnya yang menutupi tubuh telanjangnya. Tubuhnya begitu putih dan mulus. Mungkin kalau si Tince lelaki Tulen Sella sudah di cabulinya atau bahkan di perkosanya. Sella kini sudah tidur tengkurep diatas kasurnya lalu tangan Tince dengan cekatan mulai kembali memijitnya. Sella nampak relax dan semakin lama sepertinya dia sudah tertidur. Tak terasa waktu terus berjalan. Aku yang sedang sibuk main Hp diberitahu Tince kini giliranku untuk dipijit namun aku ragu jika harus telanjang apalagi ini di rumah orang.
“udah sis nggak usah takut ma Tince. Kalau pijitan Tince nggak enak sis nggak usah bayar”ujarnya “tapi jangan dsini Tince. Pindah ke rumahku aja yuk”jawabku “kasian dong sis masa Sella kita tinggal gitu aja. Udah disni aja nggak apa-apa”ujar Tince “ya udah deh”jawabku “tapi jangan kenceng-kenceng ya Say. Aku nggak begitu suka dipijit”jawabku sambil membuka pakaian yang ku kenakan “badannya bagus banget Sis, perawatan ya. Itu melon apa toked gede bingitz”ujar Tince “Apaan sih Tince, iyalah tubuh harus dirawat biar suami nggak berpaling”jawabku “alah sis cowok mah kalau dasarnya nakal mau secantik apa istrinya tetep aja maen juga diluaran”ujar Tince “hihihi iya juga sih”jawabku sambil menikmati pijatan tangan Tince
Aku mulai merasa relax dan nyaman. Pijatan tangan Tince begitu nikmat memijat badanku. Pantas saja Sella dengan cepat langsung tertidur. Aku semakin lama semakin tenggelam dalam pijatan tangan Tince yang membuatku relax dan mengantuk lama-lama aku pun tertidur.
--xxx--
“Ahhhhh, Ohhhhhhh teruss Ko, sodokin memek Sella” desah Sella
Samar-samar kudengar Sella terus mendesah mengganggu tidurku saja. Aku mulai membuka mataku ternyata kamar ini nampak terang. Kulihat disebelahku Sella nampak sedang disetubuhi oleh seorang pria yang tak ku kenal. Namun pria itu bukan Mas Baim. Sella pun menyadari bahwa aku sudah terbangun. Dan menghentikan permainan cintanya bersama pria asing itu.
“Sella, whattt??” ujarku kaget segera kulihat tubuhku yang masih telanjang namun ternyata terselimuti dengan baik oleh bed covernya. “hihihi Dis, pake acara bangun kamu. Ganggu aku aja. nyenyak juga ya tidur kamu”  “UdahTenang aja aku nggak ngapain-ngapain kamu kok” ujar Sella “Tapi Sell, kok kamu gituan sama cowok lain. Kamu selingkuh Sell” ujarku “No,no,no tuh Mas Baim lagi duduk disana” ujar Sella
Kulihat kearah Mas Baim yang sedang duduk di pojokan dengan tubuh telanjangnya tangannya memegang penisnya namun penisnya terlihat tak berereksi
“mba temennya boleh juga tuh”ujar pria asing itu “lo sentuh dia. Lo gue end”jawab Sella “Cuma bercanda mba Sella”jawab pria itu
Cowok itu nampak memandangku dengan penuh nafsu. Sekarang aku malah bingung untuk bertindak.
“jadi gini Dis. Aku dan Mas Baim punya masalah dalam hubungan Sex. Mas Baim penisnya susah untuk berereksi. Dan ini Riko temannya Mas Baim yang selalu membantu kami dalam hubungan sex”ujar Sella
Aku mulai menangkap apa yang dimaksud Sella. Jadi Mas Baim ternyata penisnya tidak bisa berereksi. Aku tak menyangka padahal tubunya terlihat Atletis, maco dan tampan. Sedangkan pria bernama Riko itu badannya biasa saja penisnya tidak begitu besar namun panjang dan terlihat agak bengkok keatas.
“sudah berapa lama kalian begini”selidikku “sudah lama Dis. Memang malam ini sudah dijadwalkan. Namun aku lupa memberitahu Mas Baim bahwa ada kamu disini. Tolong jaga rahasia ini ya Dis dari Mas Reza juga”ujar Sella “ya Sell aku janji bakal jaga rahasia ini. Ya udah aku kalau gitu pulang aja deh Sell”ujarku “okey. Aku mau pindah kamar. kamu pake buju dulu Say"ujarnya "Pahh anter Gladis dulu ya”ujar Sella lalu bangkit dan mengajak Riko untuk pindah kamar "Iya Mah tenang aja"jawab Mas Baim “Mas Baim kok nggak keluar. Aku mau pake baju nih”ujarku “nggak usah malu Dis. aku udah lihat kamu telanjang. Percuma juga burung ku tetep nggak bangun tuh. Ya udah aku tunggu diluar deh”ujarnya “tunggu, tunggu Mas. Jadi pas aku tidur tadi Sella ngasih lihat tubuh telanjangku gitu”ujarku terkaget “Iya Dis tapi tenang aja kita nggak aneh-aneh kok. Aku penasaran sama tokedmu kali aja bisa ngebangkitin burungku, ternyata zonk juga”ujarnya lagi “Masa sih Mas, udah ngeliat toked aku nggak bangun juga. Nih aku kasih lihat lagi tokedku apa bener itu kamu nggak bisa bangun Mas”ujarku sambil memperlihatkan kedua bongkahan payudaraku
Mas Baim nampak menelan ludahnya.
“jujur aku Nafsu Dis tapi percuma juga kalau punyaku nggak bisa bangun”ujar Mas Baim dengan mimik kecewa
Dan benar saja kulihat burung Mas Baim masih nampak layu. Kasian juga aku melihatnya. Kutangkap ekspresi putus asa di wajahnya. Mas Baim pun melangkah keluar kamar. Aku mulai menyadari kegilaan ku yang dengan spontan memamerkan kedua tokedku sama mas Baim. Gila juga aku. Aku segera mengenakan baju ku. Lalu aku beranjak untuk kembali ke rumahku. Sebelum keluar rumah Sella, aku mendengar samar-samar suara desahan Sella yang sedang bersetubuh dari kamarnya. Kasian juga Mas Baim tidak bisa menikmati istri cantiknya. Tega juga Sella bercinta di depan suaminya.
-xxxxxx-
Setelah kejadian malam itu. Hubunganku dengan Sella seperti biasa saja. Namun hubungan ku dengan Mas Baim sedikit berubah. Mas Baim sudah tak pernah lagi menggodaku bahkan merayuku dan selalu menghindar jika bertemu denganku. Agak aneh memang. Mungkin dia kini malu karena aku sudah mengetahui rahasianya.
Sella akhirnya menceritakan semua mengenai kehidupan pribadinya kepadaku. Tak ku sangka pasangan yang terlihat sempurna ternyata pandai menyimpan rahasianya. Kecelakaanlah yang membuat penis Mas Baim tidak bisa berereksi lagi. Awalnya Sella menerima perubahan pada Mas Baim. Sella bahkan membeli alat bantu sex untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Namun ternyata bercinta dengan benda mati tak senikmat bercinta dengan benda hidup. Mas Baim yang menangkap ketidakpuasaan Sella dalam hubungan Sex. Mulai mencari cara dan akhirnya merelakan istrinya disetubuhi oleh pria lain. Namun mereka tak asal memilih. Syaratnya memang harus service oriented. Mampu memuaskan pasangan dan wajib mengenakan kondom.
Mas Baim juga bukannya tak berusaha mengembalikan keperkasaannya. Beberapa terapi sudah diikutinya namun belum ada hasil yang memuaskan. Namun terapi yang terakhir di ikutinya sedikit mengalami kemajuan. Penis Mas Baim pernah bisa berdiri dengan tegang walau hanya sesaat saja.
Tak terasa sudah tiga bulan aku tInggal di rumah baruku. Mas Reza semakin sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan weekend pun yang biasanya selalu mengajakku jalan kini dia malah sibuk bekerja. Alasannya mengejar cicilan rumah. Padahal gajinya saja sudah cukup untuk menghidupi biaya hidup kami dan angsuran KPRnya. Apa iya dia punya WIL. Kalau iya apa kurangnya diriku. Aku selalu menjamunya dengan baik saat Mas Reza berada dirumah dan aku tak pernah menolak saat dirinya meminta jatah. Sudahlah aku tak ingin berfikir yang tidak-tidak.
Hubunganku dengan Sella semakin dekat saja. Saat aku bertamu atau Sella bertamu kerumahku. Kami sudah tak perlu mengetuk pintu lagi. Begitupun dengan Mas Baim yang sudah mulai tak canggung lagi bila bertemu denganku. Namun tidak dengan suamiku karena memang suamiku jarang bersosialisasi dan berada dirumahnya.
Malam ini aku ingin bermain dirumah Sella. Ku kenakan baju tidur bermodel kimono. Aku BT sekali dirumah padahal aku sedang bergairah namun Mas Reza malah mengabari bahwa dia pulang ke rumah orang tuanya. Aku semakin mencurigainya saja. Apa karena dulu kita sudah sering bercinta saat pacaran dirinya kini sudah tak bernafsu lagi kepadaku. Apa iya aku tak semenarik dulu. Aku hanya bisa menerka-nerka dan kesal dengan perlakuan Mas Reza kepadaku.
Ku buka pintu rumah Sella. Kulihat ke ruang tamu dan ruang tengahnya tidak ada orang. Samar-samar ku dengar suara desahan Sella terdengar dari dalam kamar tamunya. Aku lupa memang malam ini jadwalnya Sella bercinta. Ku putuskan untuk pulang saja.
“Hey, Dis udah disini aja. Aku bawa makanan banyak nih”ujar Mas Baim yang tiba-tiba muncul masuk kedalam rumahnya “Loh Mas Baim, aku kira lagi di dalam sama Sella”ujarku “Biarin aja Dis. Sella lagi butuh di belai. Lagian aku emang nggak bisa muasin dia kok. Kamu kan tau sendiri. Dan aku juga bosen lama-lama ngeliatin mereka main”ujar Mas Baim “Terapi kamu gimana Mas?”tanyaku “Begini. Begini aja Dis. Wih sexy banget kamu malam ini. Wah kebangetan tuh Reza. Kalau aku jadi dia mah udh aku terkam kamu Dis, hahaha”ujarnya “Tau tuh Mas Reza malah sibuk mulu sama kerjaannya. Mas Baim mulai nakal lagi ya ngegoda-goda istri tetangga yang lagi kesepian”ujarku “Terkam aja nih Mas nggak apa-apa kok”godaku “Maunya sih. Tapi percuma Dis, aku cuma bisa menghayal aja. Kamu tau kan masalahku”ujarnya dengan mimik sedihnya “eh kamu gabung aja sama Sella. Mau?”tawarnya “Riko service oriented loh. Sella aja selalu puas”ujarnya lagi “Ih Mas Baim aku kan maunya sama Mas. Masa aku di tawarin ke orang”godaku
Mas Baim hanya tersenyum. Aku memang ingin menggodanya.
“nakal kamu ya Dis ngegodain laki aku”ujar Sella yang tiba-tiba datang dari arah belakangku “Eh, nggak Sell aku cuma bercanda aja”ujarku yang tak enak “lagi kalau beneran juga nggak apa-apa kok Dis. Toh rasanya nggak adil aja. Aku maen sama Riko tapi Mas Baim selalu jadi penonton. Kali aja kamu bisa ngebantu nyembuhin Mas Baim”ujar Sella “Kata Dokter sih. Mas Baim juga butuh bantuan rangsangan untuk nyembuhin burungnya lagi. Aku udah berusaha mancing-mancing gairahnya Dis dari aku beronani, striptise, bahkan sampai bercinta sama Riko di depan Mas Baim tetap aja nggak ada perubahan. Mungkin aja sama kamu dia bisa sembuh Dis”ujar Sella “gila kamu Sell. Aku nggak mau main dibelakang suamiku”ujarku “Aku tau kamu juga kesepian. Mending kita havefun bareng. Lagian aku juga nggak yakin suamimu itu tipe cowok setia ayolah bantu suamiku Dis. Dia terobsesi sama toked kamu loh”ujar Sella “lagian suamiku nggak kalah ganteng sama suamimu. Iyakan”goda Sella
Aku hanya diam dan tak membalas tawaran Sella.
“pokoknya aku nggak akan marah sama kamu ya Dis. Ya udah ya aku mau lanjut sama Riko”ujar Sella yang malam ini nampak sexy mengenakan gaun tidurnya lalu kembali beranjak ke dalam kamar. “Dis, omongan Sella nggak usah di denger deh”ujar Mas Baim yang tak enak hati dan berusaha mencairkan suasana.
Kami mulai canggung lalu Mas Baim mengajaku untuk menonton TV. Acara TV justrui terlihat membosankan dan kami hanya saling diam.
“Ohhhhh, Ahhhhh, ohhhhhhh”desah sella dari dalam kamar
Suara desahan dan erangan Sella mulai terdengar. lama-lama semakin keras dan membuatku jadi horni juga. Mungkin Mas Baim juga merasakan hal yang sama. Namun Mas Baim hanya diam saja. Biar aku yang mendekatinya.
“Mas, emang terobsesi ya sama tokedku”godaku “Iya Dis. Aku emang suka sama cewek yang tokednya gede”ujarnya “Ih Mas Baim mulai mesum”ujarku “kan kamu yang mancing Dis”ujarnya “Mas, mau aku bantuin biar bisa berereksi”tawarku “Percuma Dis. Aku udah coba berbagai cara. Lagian emamgnya kamu mau”tanyanya
Aku yang memang sedang horni pun menatap kearahnya. Entah setan apa yang memasukiku.
“Mas aku mau bantu, tapi aku nggak mau main di belakang Sella. Kita masuk aja yuk. Tapi biar aku aja yang aktif ya Mas”pintaku “beneran Dis”ujarnya penuh semangat
Kubalas dengan anggukanku. Lalu kami berdua masuk kedalam kamar dimana Sella bermain. Kulihat Sella sedang bermain dalam posisi doggie stye diatas kasurnya. Sella tersenyum sambil menerima sodokan penis Riko yang sedang menghujam maju mundur di dalam liang memeknya. Riko terkaget melihatku namun juga tersenyum.
“Mas, matiin lampunya”pintaku
Mas Baim mematikan lampu kamarnya. Ruangan ini jadi terasa gelap. Aku yang masih berdiri tiba-tiba kurasakan ada tangan dari arah belakang langsung meremas-remas kedua payudaraku. Lalu Kurasakan gaun tidur model kimonoku pun mulai diturunkannya. Aku mulai di telanjanginya. Lidah Mas Baim mulai menjiati leherku dan mencoba merangsang titik-titik sensitifku. Sambil tangannya kembali bermain di payudaraku yang sudah tak tertutupi kain lagi
“Ouchhhhhhhh, Nasfu amat sih Mas Baim. Kan aku bilang aku aja yang aktif”ujarku “aku nggak tahan lagi Dis. Udah pengin ngeremesin toked kamu”ujarnya “Gede banget ini Dis mana padet. pantes bikin nepsong yang ngeliat”bisik Mas Baim
Mas Baim lalu membalikan tubuhku. Mas Baim ingin mencium bibirku namun aku menolaknya dengan menggelengkan kepalaku. Tangan Mas Baim yang kembali meremas kedua tokedku secara bergantian lalu jari-jarinya memilin-milin kedua putingku. Aku juga bergerak aktif. kuraba perut sixpacknya lalu kuturunkan lagi tanganku untuk menggenggam penisnya yang nampak belum berereksi itu. Ku belai lalu ku genggam batang penisnya. Aku pun mulai mengocoknya. Ku hentikan remasan tangannya pada tokedku. Aku penasaran sekali kenapa penisnya belum juga berereksi lalu aku berjongkok didepannya. Ku coba berikan service bibirku pada penisnya. Kujilat batang penisnya. Ku berikan service spongan terbaikku. Apalagi penisnya belum besar sehingga aku dengan mudah dapat mengulumnya. Sambil kutatap mata Mas Baim. Yang terlihat memejamkan matanya menikmati sponganku.
Nampaknya usaha ku mulai membuahkan hasil. penis Mas Baim langsung mengeras. Mas Baim juga nampak terkaget. Kulepas penisnya dari bibirku dan kuperhatikan batang penisnya. Penisnya terlihat besar dan panjang lebih besar dari milik Mas Reza dan juga Riko menurutku. Tak ku biarkan penis itu berdiri bebas. Aku langsung mengulumnya lagi dan memajukan mundurkan kepalaku
“Ohhhh Disssss enak banget Dis”ujar Mas Baim
Kurasakan penisnya dengan cepat berdenyut-denyut.
“Crotzzzz. Crotzzzz, Crotzzzzz”
Tak kusangka Penisnya sudah berejakulasi dan menyembur di dalam mulutku. Aku yang tak siap jadi tersendak.
“Aduh Dis, sory, sory”ujar Mas Baim “Nggak apa-apa Mas”ujarku tersenyum sambil membersihkan spermanya dengan tisu yang di berikan oleh Mas Baim “Itu bisa berdiri Mas”godaku “Iya aku juga bingung. Apa karena saking enaknya di spong kamu kali ya”ujarnya “mau lagi Mas”tanyaku “nggak Dis, sekarang giliran kamu. Kamu tiduran di kasur gantian sekarang aku yang service kamu”ujar Mas Baim “Mas, jangan masukin jarinya ke memek aku ya. Cukup lidah aja yang main terus satu lagi Mas. Riko nggak boleh sentuh aku ya Mas”pintaku “iya sayang”ujar Mas Baim
Ruangan gelap ini sudah bisa disesuaikan oleh mataku. Kulihat Sella sedang bermain dalam posisi WOT sambil berciuman dengan Riko. Aku menidurkan diriku di ujung tempat tidur ini. Mas Baim membuka kedua kakiku lalu kurasakan nafasnya menyentuh area selangkanganku.
“Bagus banget Nis bentuk memekmu. Aromanya juga wangi lagi”ujarnya
Mas Baim memuji liang senggamku yang memang kurawat. Tanpa berlama-lama Lidahnya mulai bermain-main di bibir memekku.
“Ohhhhh, Massssss”
Sapuan lidahnya begitu merangsangku. menggelitik di bibir memekku. Yang membuatku tak tahan adalah saat lidah itu menari-nari diklistorisku. Aku mulai tak tahan merasakan permainan lidah Mas Baim. Tangan ku mulai meremas rambut Mas Baim. Mas Baim hanya boleh menggunakan lidahnya aku memang memintanya tak memainkan jarinya di liang memekku. Sejauh ini dia mengikutinya. Aku tak mau ada jari yang masuk di liang memekku apalagi sampai mengobok-ngoboknya. Suara desahan Sella tak lagi kudengar. Aku mulai fokus pada diriku yang sedang dirangsang oleh lidah Mas Baim. Tangan Mas Baim seperti tak pernah puas meremas kedua tokedku. Benar kata Sella permainan lidah Mas Baim boleh juga. Aku semakin tak tahan lagi. Darahku berdesir dan putingku semakin mengeras. Lidah Mas Baim secara fokus terus menggelitik klistorisku. Aku semakin menjambak rambut Mas Baim.
“Oohhhhhhh Massssssssss”desahku “terus Mas jilatin itil aku” “Ohhhhhhhh iya disitu” “Ahhhhhhh” “Ohhhh,, Ohhhhhh” “akuuuu, akuuuuu, aku sampe massssssss” “Ouchhhhhhhhhhhhhhhhhh”
Aku pun sampai pada orgasmeku. Rasa nikmat menjalar keseluruh tubuhku lalu membuatku menjadi lemas. Tiba-tiba Mas Baim merambat naik ke tubuhku. Kini kami sejajar. lalu kurasakan penisnya terasa tegang dan berusaha masuk ke dalam liang memekku. Aku tersadar bahwa aku akan disetubuhi. Berarti aku kembali berhasil membuat penisnya tegang lagi. Kepala penis Mas Baim mulai menyeruak masuk ke dalam liang senggamaku.
“Mas kalau mau pake kondom aja”pintaku “aduh takut jadi kecil lagi Dis. Please sekali aja”jawabnya “ya udah Mas terusin tapi jangan buang di dalam ya”pintaku
Mas Baim tersenyum lalu kurasakan penisnya mulai menyeruak masuk ke dalam liang memekku yang sudah basah. Batang penisnya terasa begitu penuh. Hingga akhirnya penis itu berhasil masuk seutuhnya tertelan di dalam memekku
“Ohhhhh Masssss” “Ohhhhhh Dissssss sempit banget”ujar Mas Baim
Mas Baim mulai menggerakkan pinggulnya dan membuat penisnya bergerak maju mundur di dalam liang memekku. Gerakan penisnya awalnya pelan namun semakin lama semakin cepat dan konstan penis itu menghujam liang senggamaku. Bibirnya mulai menyusu di payudaraku. Hujaman dan hentakannya terasa begitu nikmat dan terasa dalam seperti menyentuh dinding rahimku.
“Ohhhhh, Ahhhhhh, Ohhhhhhh” “Ohhhh Massss punya kamu gede jugaaa” “Nikmat Ohhhhh, ohhhhhh” “terus Genjot aku”desahku
Aku mulai mendesah setelah tak kuasa untuk menahannya. Kedua payudaku habis dimainkan oleh tangan maupun bibir Mas Baim. Sodokan penisnya juga terasa begitu nIkmat.
“Ohhhhhh, Ahhhhhh massssss” “Genjottt yang cepetttt”pintaku “Aduh jangan di gigit Puting Aku”ujarnya “Ohhhhhhhhh, iya sedot aja Massss” “Penis kamu boleh juga Masss” “Ohhhhhhhhh, Ahhhhhh, Ohhhhhhhh”
Aku semakin terbuai oleh nafsu birahiku. Mas Baim meminta berganti gaya. Kini Kami berdiri aku membelakanginya dalam posisi menungging. Bisa di bilamg kami dalam posisi doggie style. Kulihat ke arah Sella yang sudah tak bermain bersama Riko, Sella lalu tersenyum kearahku dan memberiku sebuah jempol. Sella sepertinya ingin melihat kami bercinta. Begitupun Riko yang berada di sebelah Sella, penisnya nampak masih mengacung keras namun tak berani bertidak macam-macam.
“Slebbbbb” "Ohhhh Masss Baim.. Nikmatnya.." "Ohhh Disss.. Memekmu rapet..."
Penis itu kembali memasuki liang senggamaku. Bergerak maju-mundur mengikuti keinginan tuannya. Aku kembali bergairah. Aku sudah tak menghiraukan keberadaan Sella maupun Riko. Hujaman dan hentakan penis Mas Baim memang lebih nikmat dari punya suamiku. Hebat juga penisnya belum juga berejakulasi. Tangan Mas Baim lagi-lagi meremas-remas kedua tokedku. Sepertinya memang dia menyukai tokedku.
“Ohhhhhhh, ahhhhhhhh, Ohhhhhhhhh”desahku
Aku mulai tak tahan dan mengejar orgasme ke dua ku. Penis Mas Baim terasa begitu nikmat dan terasa sekali pergerakannya di dinding memekku maju-mundur. Gerakan cepatnya membuat memekku semakin basah. Akunpun tak kuat lagi. Ku pegang dinding kamar ini dengan kedua tangannku.
“Ohhhhhhh Masssss” “Gilaaaa Mass Penis kamu” “genjot yang cepet Masssss” “aku, aku sampe lagi Massssss” “Ohhhhhhhhhhhhhhhhh”desahku yang untuk kedua kalinya merasakan nikmatnya orgasme
Mas Baim tahu aku dilanda orgasme lalu mendiamkan penisnya. Setelah aku mengambil nafas Mas Baim mencabut penisnya dari liang senggamaku. Memapahku untuk tiduran. Lalu dia mendekat ke istrinya. Sella tersenyum membuka kedua kakinya. Dan secara cepat mereka sudah melakukan persetubuhan
“Ohhhhhhh Pahhhh”desah Sella “Akhirnya Pahh” “Ohhhhhhh Mahhh”desah Mas Baim
Keduanya bersetubuh di depanku. Aku kini menonton mereka yang sedang bercinta. Senang rasanya melihat Mas Baim dan Sella kembali bergairah. Ada rasa iri timbul di hatiku. Karena hubunganku dengan Mas Reza terasa kian hambar.
“Mba keluar yuk jangan ganggu mereka”ujar Riko menghampiriku
Aku ingin bergerak namun terasa lemas sekali. Riko mendekat kearahku dan Riko memapahku untuk ke luar dari kamar ini. Aku agak risih karena Riko masih telanjang. Apa lagi setelah kami keluar dari ruangan kamar Sella. Sinar lampu membuat tubuh telanjangku semakin jelas. Aku sungguh malu terlihat telanjang di depan Riko. Kami merebahkan diri di karpet ruang tengahnya.
“tokednya gede Mba, boleh megang nggak hehehe”ujar Riko “apaan sih kamu nggak puas apa sama Sella”ujarku “mba jangan jutek dong. Lagian punyaku masih tegang nih. Tolongin Riko dong”pinta Riko “Maaf Ko aku cape. Panggil nama aku ajalah nggak usah pake Mba. Kita seumuran kayaknya”ujarku “Yah Mba”ujar Riko dengan mimik kecewa “nggak usah sedih gitu dong. Ya udah tapi jangan panggil mba lagi ya”ujarku merasa iba
Ku tangkap penis Riko yang agak bengkok keatas. Ku belai penisnya lalu kumulai mengulum penisnya dengan mulutku. Riko mulai merasakan kenikmatan atas service bibirku. Tangannya tanpa permisi mulai berani menggerayang di kedua payudaraku.
“Ohhhhh Mbaaaa ni toked padet banget, spongan mba juga enak bangettttt”desah Riko “Etzzzz jangan panggil mba. Panggil Gladis aja apa kita udahan nih”ujarku memberhentikan aksiku “Eh jangan Mba, Eh Dis”ujarnya
Aku kembali menyepongnya. Riko semakin meremas kasar kedua tokedku. Aku ingin protes namun ku biarkan sajalah. Entah sudah berapa lama aku menyepongnya. Kurasakan penis Riko belum juga sampai pada klimaksnya. Cape juga aku.
“Ko, kok lama sih. Aku cape nih”ujarku “kamu pake obat ya”selidiku “nggak Dis sumpah deh. Aku udah dua kali ngecrotz tadi sih sama Sella. Makanya yang sekarang jadi lama banget”ujarnya “gituan aja yuk Dis. Kalau kamu capek”pintanya Riko memelas “Ya udah pake kondom tapi”pintaku “Yah Dis, sama mba Sella aja nggak pernah pake kondom aku”ujar Riko “Hah serius kamu. Bukannya aturannya kamu harusnya pake”tanyaku “Ya tapi mba Sella sendiri yang minta. Ya aku mah apa atuh cuma nurut aja. Lagi aku jamin Des aku mah bersih”ujarnya “Maaf Ko No kondom No Sex”ujarku
Riko akhirnya mengalah dan mengambil pengaman di dialam kamar Sella. Dengan cepat Riko kembali menghampiriku. Jelas tak mungkin dirinya melewatkan kesempatan untuk menyetubuhiku. Riko membuka kedua kakiku tubuhnya menindihku. Lalu penisnya di tuntunnya masuk ke liang surgaku.
“Blesss” “Ohhhhh Rikoooo.. Kontolmu.. Ahhh...”desahku menerima hujaman penis Riko
Penis Riko mulai menghujam liang memekku. Ada sensasi berbeda yang kurasakan. Terasa lebih nikmat dari hujaman penis suamiku namun rasanya sama nikmatnya dengan penis Mas Baim namun sensinya saja yang beda. Pantas saja sella begitu ketagihan. Riko berusaha mencium bibirku namun aku menolaknya. Akhirnya Riko mencumbu kedua payudaraku.
“OhhHhhhh Disssss memek kamu lebih nikmat dari punya Sella”ujarnya
Riko merancau tak jelas dan aku pun juga mulai mendesah
“Ohhhhhhh, ahhhhhhh ,ohhhhhhhh”desahku
Rasa nimat kembali menjalar keseluruh tubuhku. Padahal aku sudah mewanti diriku agar tidak ngesex dengan Riko. Apa daya aku malah terbawa suasana. Sekali selingkuh sensasi dua penis yang berbeda langsung kurasakan.
“Ohhhhhhh, Ahhhhhhhhh ,Ooooohhh”desahku
Kurasakan penis Riko mulai berkedut.
“Ohhhh Disssss. Jepitan memek kamu bikin aku nggak kuatttt”ujar Riko yang semakin cepat menggoyangkan pinggulnya “ohhhhhhhhhh” “crotzzzzzz, crottzzzzzz, crottzzzzzz”
Kuraskan penis Riko berkedut lalu menyemburkan cairan spermanya. Setelah agak lama mendiamkan penisnya Riko pun menariknya dan melepas kondom yang penuh dengan spermanya.
Sebetulnya aku belum puas namun apa daya Riko ternyata sudah berejakulasi. Aku tak ingin berlama-lama disini. Bisa-bisa Riko minta nambah atau Mas Baim kembali menyetubuhiku. Aku lalu mengenakan gaun kimonoku lalu menuju pintu keluar rumah Sella. Samar-samar ku dengar Sella masih mendesah keenakan. Aku tersenyum. Semoga benar penis Mas Baim sudah kembali normal.
-xxxxxxx-
Seminggu telah berlalu setelah kejadian malam itu. Pagi ini aku pergi bersama Sella ke sebuah Mall di Jalarta. Kami duduk di sebuah Cafe di salah satu restoran tersebut.
“Tumben ngajak kesini Sell”tanyaku “Ada yang mau aku omongin sama kamu Say”ujarnya “Masalah apa, Mas Baim?” “Kan Mas Baim udah bisa on lagi Sell”tanyaku “Udah sih Dis. Tapi ini bukan tentang dia. Aku juga merasa bersalah sih sama Mas Baim”ujar Sella dengan mimik muka sedih “Bersalah kenapa Sell. Kok kamu sedih gitu sih”ujarku “Aku hamil Dis”ujar Sella “Wow, bagus dong. Selamat ya. Kenapa kamu kok malah sedih”ujarku “Ya, aku juga seneng tapi masalahnya ini bukan anaknya Mas Baim”ujarnya lagi yang membuatku kaget “apa katamu Sell, pasti anaknya Riko kan Sell” “Riko pernah cerita ke aku kalau kamu nggak pernah mau dia pake kondom”ujarku “Ya betul, tapi Riko nggak pernah buang di dalem Dis”ujarnya “bukan dia juga Dis”ujarnya lagi “terus, anak siapa”tanyaku “Maaf ya Dis. ini anaknya suamimu Dis, Mas Reza”

TAMAT
Tamatkah??!? Mau lanjut..?? Comen dibawah dan bagikan di sosmet kalian, kalau rame nanti aku lanjutin.

Comments


EmoticonEmoticon