Perkenalkan namaku Aryo usia 31 tahun yang telah menikah dengan Dinda yg berbeda 6 tahun dari usiaku. Pernikahanku dengan Dinda baru berusia 2 tahun dan saat ini kami menjalani hubungan LDR, kami berada di pulau yg berbeda karena pekerjaanku di bidang oil and gas membuatku harus berada di daerah yg terpencil.
Saat menikah dengan Dinda kami baru berkenalan selama 6 bulan. Dinda adalah anak dari teman ibuku. Saat usiaku mendekati 30 aku tidak punya pacar karena sibuk mengejar karir sehingga ibuku lah yg "menjodohkan" ku dengan anak teman karibnya.
Awalnya aku menolak dijodohkan. Tapi saat bertemu muka dengan Dinda pertama kali aku langsung tertarik. Wajah yang cantik dan tubuh yg semok membuat naluri lelakiku tidak bisa bilang tidak.
[Hide]
[/Hide]
Saat itu keadaanku sudah menyicil rumah dan punya mobil yg ditinggalkan di kota asalku. Karena aku dianggap mapan oleh calon mertua dan mendapat persetujuan Dinda, Dinda pun mau dijodohkan denganku.
Dengan jarak perkenalanku dengan pernikahan hanya 6 bulan tapi pertemuan kami tidak lebih dari 30 hari karena jadwalku yg rooster di pekerjaan ini. 6 minggu di daerah 2 minggu di kota. Sehingga selama 6 bulan diawal lebih banyak melalui chat dan video call untuk mengenal Dinda lebih jauh. Untung saja kantorku menyiapkan jaringan internet yg bagus walaupun lokasiku terpencil.
Saat itu aku mengenal Dinda sebagai wanita yg ceria sehingga kami cepat akrab. Akupun merasakan aura kemanjaan dari Dinda yg membuatku tidak sabar ingin segera menikahinya.
2 tahun pernikahanku dengan Dinda aku merasa baik-baik saja. Hubungan kami baik walaupun aku masih rooster bolak balik ke daerah tapi Dinda tetap mendukung pekerjaanku disini. Bagaimana tidak, uang yg ku transfer ke rekeningnya lebih dari cukup.
Selain keperluan rumah tangga, Dinda menggunakan uang tersebut juga untuk menjaga kecantikannya. Inilah salah satu anugrah yg kudapatkan dari Dinda. Modal awal yg sudah baik ditambah perawatan tubuh membuatku sulit untuk pergi meninggalkannya untuk kerja di daerah.
Setiap jadwalku pulang, hari pertama, aku bisa berhubungan sex dengan Dinda seharian di rumah. Di kamar, di sofa, depan TV, kamar mandi, dimanapun dan kapanpun aku mau. Biasanya Dinda akhirnya bugil seharian. Dan Dinda pun sangat memanjakan aku ketika berhubungan, semua gaya dia ladeni, blow job, titfuck, cum in face sampai cum in mouth pun dia tidak keberatan. Jadi jangan heran aku tidak tergoda dengan wanita lain, tidak seperti temanku yg kerja di daerah bersamaku banyak yg menikah siri dengan janda-janda di kampung sekitar kantorku.
Karena kami belum memiliki anak dan Dinda tidak mau hanya berdiam saja di rumah, setahun terakhir ini Dinda kembali bekerja sebagai akunting di sebuah perusahaan logistik. Sebenernya kalo dari gaji tidak seberapa, toh kiriman uang dariku lebih dari cukup, tapi Dinda perlu kegiatan sehari-hari selama aku di daerah jadi aku izinkan dia bekerja.
Walaupun aku tidak main dengan janda-janda disini bukan berarti aku tahan menahan "kebutuhanku". Aku masih sering membuka situs-situs porno untuk menyalurkan imajinasiku dan mencari kepuasan sendiri.
Sampai suatu ketika aku mengunjungi forum bokep favoritku, aku melihat sebuah thread yg menceritakan keberhasilan sang TS SSI kepada seorang binor. Aku yg penasaran, lalu membuka thread tersebut. Aku dikejutkan dengan foto yg ditampilkan TS tersebut. Itu adalah foto Dinda!
[Hide]
[/Hide]
Walaupun wajahnya tidak keliatan tapi aku sebagai suami yg mengagumi tubuh istrinya hapal betul lekuk tubuhnya. Lingerie yang dipakai dan bentuk rumahnya tidak salah lagi. Namun aku mendapat perasaan yg aneh dengan penemuan ini, aku tidak merasa marah sama sekali. Justru penisku tegang membayangkan hubungan Dinda dengan TS misterius ini.
Komen-komen pujian untuk tubuh istriku mengalir kencang di thread itu membuatku bangga memiliki istri secantik Dinda.
Foto tersebut sepertinya kiriman Dinda kepada sang TS yang berhasil menggodanya melalui chat. Satu hal yg kuketahui dari thread tersebut adalah sang TS mengaku sebagai teman kantor istriku.
Saat malam pertama dengan Dinda, dia memang sudah tidak perawan lagi. Tapi aku memang tidak mementingan keperawanan itu. Tapi yang baru kusadari setelah menemukan thread ini adalah apakah memang Dinda senakal itu sebelum menikah denganku. Lalu aku kembali mengingat hubungan kami selama ini, aku baru menyadari memang nafsu sex Dinda sangat tinggi. Selama ini aku kira hanya aku yg bergairah setiap kembali ke kotaku, tapi thread ini membuktikan Dinda memang haus belaian laki-laki.
Kembali ke thread yg kutemukan, terlihat TS cukup rutin mengupdate. Aku membaca satu persatu dari tiap halaman mencari clue-clue yg bisa kuambil dari tiap update. TS terkadang mengupdate cerita separagraf tentang background story dengan targetnya, Dinda istriku.
Kini aku tahu kalo TS adalah teman satu divisi di kantor Dinda. Mereka sering terjebak lembur bareng dan TS sering mengantar Dinda pulang. Dinda banyak cerita ini itu sampai urusan ranjangku ia ceritakan. Menurut TS yg diceritakan oleh Dinda, Dinda tidak ada masalah dengan permainan sex suaminya (baca: aku). Hanya saja sistem rooster kerjaku membuat kadang ia kesepian terlalu lama.
Melihat kesempatan ini TS berhasil melancarkan Spik-Spik Iblis (SSI) nya kepada Dinda. Hingga walaupun sudah di rumah masing-masing mereka masih berhubungan chat atau bahkan sampai video call.
Aku membaca tiap komentar member forum tersebut sambil membayangkan Dinda dan penisku sudah sangat keras karenanya.
"Lanjutkan hu, binal nih kayanya"
"Ditunggu polosnya hu"
"Toge detected!"
"Beruntung banget bisa lemburan sama cewe montok gitu hu"
Komentar-komentar itu membuat imajinasiku melayang hingga aku ejakulasi dengan cerita SSI terhadap istriku sendiri.
Tidak ada rasa cemburu, hanya rasa bangga yg kurasakan saat ini. Aku menyimpan link thread tersebut untuk kubaca lagi dikemudian hari dan berharap dapat mengungkap hal-hal lain yg terjadi dengan Dinda.
Eps: 2
Saat aku menemukan thread itu jarakku dengan jadwal pulang berikutnya masih sejauh 4 minggu. Pelampiasanku kepada Dinda masih lama. Sementara ini aku hanya memantau thread TS itu terhadap perkembangan SSInya.
Selama LDR dengan Dinda, aku belum pernah meminta foto-foto sexynya atau video call sex dengannya karena aku merasa bahaya menyimpan foto-foto seperti itu. Tapi kelihatannya Dinda tidak ada masalah dengan itu, buktinya TS masih dapat konten SSI baru setiap dia minta foto untuk nemenin TSnya tidur.
[Hide]
[/HIDE]
TS bilang kalo minggu ini divisi mereka akan training di luar kota selama 3 hari. Perwakilan divisi akunting adalah TS dan istriku. Kemungkinan TS akan coba curi-curi kesempatan untuk bisa main di kamar Dinda. Komentar thread itupun ramai kembali dan menunggu update yg lebih hot dari TS.
Aku langsung mengkonfirmasi kepada Dinda. Dinda bilang ada training untuk belasan karyawan di luar kota. Dinda menutupi fakta kalo yg berangkat training hanya berdua. Imajinasiku pun semakin liar. Dengan kenyataan Dinda menutupi kegiatan ini berarti dia juga punya ekspektasi apa yg akan terjadi nanti.
Selama 3 hari training itu aku sulit mendapat kabar dari Dinda. Dia hanya memberi kabar seadanya dengan alasan kelelahan setelah training dan ingin langsung istirahat. Akupun jadi berdebar-debar menunggu update dari TS tentang apa yg sebenarnya terjadi.
Hari keempat, setelah mereka pulang, malam hari sang TS sudah melakukan update di threadnya. TS bilang saat training hari pertama Dinda memakai pakaian yg cukup sexy sehingga memancing kejailan dari peserta training dari perusahaan lain.
[Hide]
[/HIDE]
Tapi TS ini berhasil menjaga Dinda dari godaan peserta-peserta lain selama training. Sepertinya peserta training segan dengan keberadaan TS. Ada gunanya juga pikirku si TS ini. Biarpun dia dapet untung dari istriku tapi setidaknya istriku hanya "jajan" dengan satu laki-laki, TS ini saja, dan tidak diganggu pria lainnya ketika aku tidak disamping Dinda.
Pada update yg sama juga TS menyebutnya sebagai fase "honeymoon" dengan Dinda. Walaupun dari kantor masing-masing mendapat jatah kamar, menurut pengakuan si TS selama 3 hari mereka nginep di satu kamar yang sama. Pantas saja Dinda sulit menghubungiku 3 hari terakhir. Aku yakin tidak ada laki-laki yg bisa tahan sekamar dengan Dinda tanpa berniat macam2.
Khayalanku dengan apa yg terjadi sudah berada diubun-ubun. Baru baca setengah dari update si TS aku sudah ejakulasi. Tanpa perlu dijabarkan satu persatu oleh TS. Aku tau betul gairah Dinda di ranjang. Aku membayangkan TS mendapat full service dari Dinda seperti Dinda memberikan servicenya kepadaku.
Selama 2 tahun ini saja, pernikahan kami tetap panas di ranjang. Apalagi TS yg baru fase honeymoon dengan istriku. TS cerita di hari kedua dan ketiga bahkan mereka selalu memisahkan diri ketika makan siang. Mereka pergi ke kamar untuk melakukan quicky sex.
TS juga bercerita bahkan di hari training terakhir Dinda ganti baju setelah quicky sex di jam makan siang karena baju yg dia kenakan pagi hari terkena ceceran sperma TS saat quicky. Beberapa peserta sempat bertanya dan Dinda bilang bajunya ketumpaham saus. Di hari terakhir training, Dinda yg sudah tidak punya cadangan baju bersih lagi terpaksa melanjutkan training hanya menggunakan blazer nya saja.
[Hide]
[/HIDE]
Dari cerita TS aku semakin mengenal Dinda yg memilki jiwa eksibionis. Selama ini aku memang tidak membatasi pakaian Dinda. Tapi justru karena aku tidak minta dia untuk tampil sexy sehingga ia menghormati aku sebagai suaminya dengan hanya berpakaian sexy di rumah saja.
Setelah kembali ke kota asal. Dinda kembali mudah dihubungi. Semua kembali normal. Belum ada update lagi dari sang TS. Karena terbiasa masturbasi dari update sang TS yg belum ada lagi. Aku iseng pertama kalinya meminta foto sexy Dinda.
Tidak lama kemudian Dinda mengirimkan selfienya.
[Hide]
[/HIDE]
Tapi setelah aku perhatikan fotonya, sepertinya Dinda tidak sendirian di rumah. Aku pura-pura tidak melihat dan tidak menanyakannya kepada Dinda. Justru aku yg takut kalo permainan Dinda di belakang diketahui oleh aku sendiri. Tapi aku pun bertanya dalam hati, apakah itu sang TS? Sejak kapan dia di rumah? Apakah sepulang training TS ikut pulang ke rumah Dinda? Kenapa tidak ada update dari sang TS kalo memang dia di rumahku?
Eps 3
Kesibukan disini membuat waktu berjalan terasa cepat. Seminggu lagi aku akan pulang. Aku pun kini suka minta dikirimkan foto sexy kepada Dinda. Dinda dengan senang hati mengirimkannya kepadaku. Namun ketika aku melihat update dari TS, dia memposting foto yg Dinda kirimkan kepadaku. Sial, ternyata foto itu bukan untukku saja.
Aku tidak setiap hari meminta foto kepada Dinda agar dia tidak curiga dengan gelagatku yg tiba-tiba berubah. Jadi aku lebih sering mendapat foto sexy Dinda dari thread TS daripada yg dikirimkan kepadaku langsung.
TS bercerita setelah pulang training kebetulan bersamaan dengan weekend. Lalu TS berhasil membujuk Dinda agar ia boleh menginap disana selama weekend. Sang TS mengupload foto diam-diam ketika Dinda sedang tertidur.
[Hide]
[/HIDE]
Birahiku sudah diujung kepala ingin segera pulang dan melampiaskan semuanya ke Dinda. Maka aku berpikir untuk mengajaknya liburan keluar kota, agar aku merasakan honeymoon lagi dengannya.
Aku juga tidak sabaran menunggu kapan TS akan mengupload hasil SSI nya kepada Dinda. Aku berancana akan pasang candid cam di rumahku ketika aku dan Dinda keluar kota. Aku berharap bisa mengakses camera itu dari jarak jauh melalui internet.
Hari ini TS mengupdate foto Dinda ketika sedang eksib di ruangan kantornya. Ketika jam makan siang dan kantor sepi tinggalah mereka berdua. Dinda membuka kancing atasnya lalu mengikat rambutnya dihadapan TS.
[Hide]
[/Hide]
Mereka tidak melakukan hal yg lebih jauh lagi karena masih di lingkungan kantor. TS takut ketauan main dengan istri orang dan akan terancam dipecat pula. Aku melihat sang TS ini tidak main gegabah dengan istriku. Dia menjaga betul keamanan istriku.
TS bilang dipostingannya banyak DM yg masuk kepadanya meminta identitas asli wanita digambar TS namun TS tidak tergoda untuk memberikannya bahkan dibayar sekalipun. Hal itu membuat aku percaya Dinda aman di tangan TS. Loh kok aku mikir gitu ya? Hehe.
=========
Hari yg dinanti tiba. Aku sampai di bandara dan langsung naik taksi menuju rumah. Sesampainya di rumah Dinda belum pulang dari kantor. Aku mengabari dia kalo aku sudah sampai. Terlihat dia sangat senang dan tidak sabar bertemu denganku.
Aku berkeliling melihat keadaan rumah mencari jejak-jejak sang TS dirumahku. Tapi aku tidak menemukan apapun. Tidak mungkin aku bisa menemukan kenakalan Dinda kalo tidak melalui thread pengakuan TS.
Menjelang magrib Dinda sampai di rumah. Aku intip dari jendela dia diantar sebuah mobil. Entah itu mobil sang TS atau taksi online. Begitu masuk, Dinda langsung aku sergap. Kami berciuman sambil aku mulai melucuti blazer dan kemejanya hingga Dinda hanya menggunakan bra dan rok yg dia pakai ke kantor.
Nafsuku sangat tinggi sekali kali ini. Dinda langsung kuperintahkan berlutut lalu mengoral penisku. Bagaikan aktris porno, Dinda melumat penisku. Lidahnya memanjakan seluruh bagian penis ini.
Tiba-tiba aku sudah merasakan ingin ejakulasi. Kucoba bertahan tapi gagal. 'Crooot..crooot..crooot' Dinda tidak siap penisku memuncratkan spermanya secepat ini. Spermaku belepotan diseluruh wajah Dinda.
[Hide]
[/Hide]
"Sayang.. kok cepet banget sih udah keluar?" Tanya Dinda kepadaku sambil tangannya mengambil sperma diwajahnya untuk dimasukan ke mulutnya. "Iya yang, aku udah kangen banget soalnya" ucapku yg sama-sama tidak mengerti kenapa bisa secepat ini. Biasanya permainan dengan Dinda bisa lebih dari 30 menit sebelum akhirnya aku ejakulasi.
Aku pun mengajak Dinda untuk membersihkan diri di kamar mandi. Di kamar mandi setelah saling menyabuni tubuh kami berdua, penisku sudah tegang kembali. Dinda kembali kugarap di kamar mandi. Dengan posisi membungkuk, aku sodok penisku ke vaginanya. Kenikmatan vagina istriku yg sudah lama kudambakan.
Dinda selalu lebih cepat orgasme apabila dia disetubuhi dari belakang. Dia sempet mengejan menjepit penisku tandanya dia sedang dilanda orgasme. "Enaaak yang.. mmhh.. ahhhhh.. sodok yg kenceng" Dinda mengekspresikan kenikmatan yg dia rasakan.
Akhirnya aku pun sudah mencapai klimaksku. Aku tekan penisku dalam-dalam sambil menahan pinggul Dinda. 'Crooot..crooot..croot' vagina Dinda dipenuhi oleh spermaku.
Setelah persetubuhan di kamar mandi aku keluar hanya memakai celana pendek.untuk nonton TV. Setelah mengeringkan tubuhnya, Dinda menghampiriku, masih dengan keadaan telanjang. Seperti yg kuceritakan, hari pertama aku pulang Dinda pasti selalu menggodaku dan memberikan full servicenya.
"Kamu mau aku masakin apa yang?" Tanya Dinda soal makan malam. "Apa aja yang, yg paling cepet, kangen masakan kamu" pujiku ke Dinda. Dinda pergi ke dapur memakai celemeknya dan mulai membuat masakan favoritku.
Aku iseng cek thread sang TS lewat handphoneku. Siapa tau ada update pikirku. Dan ternyata benar ada. TS hanya mengupdate 1 foto yang katanya tadi siang mereka makan siang bareng menggunakan mobilnya. Ternyata itu foto candid sang TS melihat istriku menggunakan rok pendek hari ini.
[Hide]
[/Hide]
Dan kalo kuperhatikan itu mobil yg sama dengan yg tadi mengantar Dinda pulang. Sayang aku tidak bisa melihat wajah sang TS dari jendela rumahku.
Birahiku kembali naik melihat foto rok pendek istriku. Aku hampiri Dinda di dapur dengan penis sudah berdiri tegak. Langsung saja aku perintahkan Dinda membungkuk ke meja dapur. Dinda tidal menolak, bahkan wajahnya menampakkan wajah horny minta disetubuhi segera. "Duh, kok kamu udah ngaceng lagi sih" ucapnya dalam posisi membungkuk.
'Sleeepp..' pelan tapi pasti penisku masuk ke vaginanya. "Aaaaaahh.." Dinda sedikit berteriak. Mungkin karena tanpa pemanasan vaginanya terasa seret tanpa cairan alami tubuhnya.
[HIDE]
[/Hide]
Aku setubuhi Dinda di dapur, lalu ke ruang tengah hingga akhirnya spermaku mengisi vagina Dinda di tempat tidur kami. Karena sudah dua kali ejakulasi sebelumnya membuat permainan terakhir menjadi lama hingga 1,5 jam. Aku benar-benar melampiaskan nafsu yg tertuda selama 6 minggu hanya dalam beberapa jam pertemuanku dengannya.
"Aku udah laper banget yang.. gausah masak ya, kita order makanan aja" ucapku. "Huu.. kamu sih ga sabar pengen ngentotin aku terus" ucap Dinda manja dipelukanku.
Eps 4
Dinda setuju denganku untuk liburan keluar kota. Sudah lama kita tidak berlibur keluar kota bersama ketika jadwalku pulang. Sebelumnya aku sudah mengontak teman lamaku yg menyediakan jasa CCTV untuk memasangnya di rumahku ketika kami berlibur. Pesanku simple, tidak ada ruangan yg tidak terpantau dan dia menyanggupi.
Aku berencana menginap di sebuah villa daerah pegunungan. Villa ini milik keluarga temanku dan memang biasanya hanya disewakan ke teman-teman saja. Aku sudah beberapa kali kesana tapi Dinda pertama kali dibawa kesana
"Yang, pake yang sexy dong. Biar aku ga ngantuk di jalan" godaku kepadanya untuk mengganti baju saat kami akan berangkat. Aku memang ingin memancing jiwa eksibisionisnya yg selama ini tidak ditunjukan kepadaku tapi ke sang TS. Dinda pun kembali masuk ke kamar untuk ganti baju. Lalu aku memasukan tas koperku dan Dinda kedalam mobil.
[Hide]
[/HIDE]
Tidak lama Dinda keluar dari kamar. Hanya menggunakan tangtop tanpa bra dan rok pendeknya. Penisku langsung bangun melihat Dinda berpakaian senakal itu. Saat aku meraba-raba tubuhnya Dinda menahan tanganku dan berkata "Nanti aja yang, kalo kesiangan jalannya macet loh. Nanti di villa terserah kamu mau apain aku", "Bener ya terserah aku?" Pancingku menggoda. Dinda hanya mengangguk lalu jalan menuju mobil.
Perjalanan biasanya 2 jam dari tempatku tapi aku sampai hanya 1,5jam. Sepertinya aku lebih ngebut karena tidak sabar sampai ke villa. 'Tin..tin!' Aku tekan klakson memberi tahu penjaga villa kalo aku sudah sampai. Seorang pria paruh baya keluar dari dalam rumah.
"Aden Aryo, apa kabar?" Sapa sang penjaga. "Pak Eman, sehat pak. Kenalin ini Dinda istri saya" Dinda mengenalkan diri kepada Pak Eman. Pak Eman pasti menyadari Dinda tidak memakai bra dari cetakan pentil dada di tangtopnya.
Dinda lalu masuk ke dalam villa untuk berkeliling. Aku dan Pak Eman yang sudah lama tidak bertemu mengobrol dulu tentang pemilik villa ini yg juga temanku sekedar menanyai kabarnya. Aku terakhir kesini mungkin sebelum kelulusan dari kampus sekitar 5 tahun lalu. Pak Eman bercerita istrinya yg dulu ikut menjaga villa sudah meninggal. Temanku juga dan keluarganya sudah jarang ke villa ini mungkin sudah lebih dari setahun terakhir. Jadi pak Eman serasa pemilik villa ini mengurusnya seorang diri. Tidak terasa 15 menitan kami bercerita satu dan lainnya.
"Den, maaf malah diajak ngobrol padahal pasti mau istirahat, biar saya bawain bagasinya ya?" Pak Eman mengambil kunci mobilku. Aku pun tidak keberatan lalu masuk ke dalam melihat-lihat villa yg sudah lama aku tidak kesini. Tidak banyak perubahan, paling furniture yg lebih baru. Kolam renangnya pun masih ada dan terawat bersih. "Den tasnya taro dimana?" Tanya pak Eman lalu kuperintahkan diletakan di dalam kamarku dan Dinda.
Lalu tidak lama aku mendengar teriakan kecil dari Dinda. Lalu pak Eman segera keluar dari kamarku. "Ada apa pak?" Tanyaku ke pak Eman. "Anu den, bapak gatau istri Aden baru selesai mandi. Maaf den, bapak ga sengaja" wajah Pak Eman tampak gugup. "Oh gapapa pak, ga sengaja, aku juga yg tadi nyuruh karena gatau kan" ucapku menenangkan pak Eman. Pak Eman lalu pamit dan aku masuk ke kamarku melihat Dinda yg hanya memakai handuk.
[Hide]
[/hide]
"Kamu nakal deh yang, sengaja nyuruh pak Eman masuk ya?" Ucap Dinda yg mencoba terlihat marah kepadaku. "Kata kamu kalo di villa terserah aku?" Godaku menghampiri Dinda. Dinda pun langsung senyum-senyum sange, aku tau dia hanya pura-pura tidak suka tubuhnya dilihat pria lain.
Akupun langsung menyergapnya ke ranjang. Dinda langsung pasrah aku setubuhi. Penisku yg sudah tegang sepanjang jalan langsung mencari sarangnya. "Sayang tutup dulu pintunya.. ahh.. ehhhmm" bisik Dinda di telingaku.
Aku tidak menghiraukannya dan terus memompa tubuhnya. Biasanya Dinda mengerang keras. Tapi kali ini dia mencoba menahan desahannya agar tidak terdengar keluar kamar kami. Vaginanya lebih basah dari biasanya, sepertinya Dinda sangat terangsang dengan situasi dimana ada kemungkinan pak Eman bisa mengintip persetubuhan kami dari pintu kamar yg terbuka.
"Aaaah.. aku nyampe.." ucap Dinda saat menikmati orgasme pertamanya. Lalu aku membalik badannya ke posisi doggy. Sekelebat aku melihat ada seseorang yg mengintip dari pintu. Tapi saat kutengok, bayangan itu sudah tidak ada. Mungkin itu hanya fantasiku Pak Eman melihat persetubuhanku dengan Dinda.
[Hide]
[/Hide]
Kukocok dengan cepat penisku di vagina Dinda dalam posisi Doggy ini. Dinda selalu lebih cepat klimaks dalam posisi ini. Aku pun sudah dekat dengan klimaks. Aku remas dada Dinda dari arah belakang sambil menancapkan penisku lebih dalam dan 'Crooot..crooot..crooot!' Spermaku membanjiri vagina Dinda dan Dinda ikut melenguh panjang tanda dia juga klimaks bersamaan.
Eps 5
"Yang, koper ku di taro dimana ya?" Tanya Dinda mencari-cari koper miliknya. "Itu yang, di tas item baju kamu." Tunjukku kepada sebuah tas hitam disebelah tasku. "Bukan yang, tadi aku taro koper sebelah tas mu waktu di rumah" tanyanya. "Koper itu aku tinggalin di rumah, selama disini kamu pake baju yg ada di tas itu. Hihi" senyumku mengerjai istriku Dinda dengan meninggalkan kopernya dan menggantinya dengan tas berisi pakaian2 sexy.
Dinda melihat isi tas dan terkejut melihat isi tas hanya berisi daleman, linggerie, hotpants dan tangtop. Aku memang sengaja ingin mengeluarkan sisi eksibnya ketika bersamaku. "Katanya kalo di villa boleh terserah aku?" Tanyaku menggoda Dinda. Dinda hanya cemberut-cemberut sambil nyubit perutku. Aku tau dia tidak keberatan berpakaian sexy selama di villa ini.
"Berenang yuk!" Ajakku kepada Dinda melihat hari mulai sore dan matahari tidak terlalu panas. Aku langsung mengganti celana pendekku lalu keluar kamar menuju kolam renang. Aku tunggu Dinda di kolam menunggu dia akan memakai baju apa saat berenang. Hihi.
5 menit aku berenang bolak balik aku melihat Dinda ikut masuk ke kolam. Dia hanya pakai tangtop putih dan celana dalam langsung masuk ke kolam renang. Pentil dadanya langsung nyeplak pada tangtop putih yg basah.
[Hide]
[/Hide]
Berenang beberapa kali putaran sudah membuat nafasku tersengal-sengal. Aku beristirahat sejak melihat Dinda masih asik berenang. Penisku sudah tegang lagi melihat tubuh Dinda yang basah.
Dinda berenang menghampiriku ketika sudah dekat dia langsung mengenggam penisku di dalam air. Aku pun terkaget tidak siap dengan "serangan" Dinda. "Tegang mulu nih" ledek Dinda kepadaku. Aku pun membalas dengan memainkan jariku di vaginanya. Celana dalamnya aku buka di dalam air. Jariku memainkan vaginanya dan tangan Dinda mengocok-ngocok penisku dalam air.
"Aaaahhhh.." Dinda mengejang cukup keras, tubuhnya bergetar, cepat sekali dia orgasme. Sepertinya bermain di ruang terbuka seperti membuat Dinda lebih cepat klimaks. "Masukin kontolnya dong yang" pinta Dinda kepadaku. "Kita ke kamar yuk" Ajakku keluar kolam renang. "Ambilin handuknya dong yang" aku lupa untuk membawa handuk sebelum masuk ke kolam.
Dinda dengan celana dalam yg sudah terlepas langsung naik ke atas membiarkan tubuh bagian bawahnya terlihat jelas. Dinda berjalan masuk ke dalam villa. Ketika kembali membawa handuk dia sedikit berlari dan sambil tertawa kecil. "Kenapa yang?" Tanyaku sambil menerima handuk darinya.
[Hide]
[/Hide]
"Tadi pas jalan ke dalam, ga sengaja papasan sama Pak Eman di dapur, malu aku ga pake celana gini. Hihi." Terlihat Dinda tidak bisa menutupi senangnya tubuhnya di lihat pria lain selainku. "Kasian Pak Eman yang, kamu PHP-in. Haha" godaku ke Dinda. "Huu.. sok sokan kamu, nanti ga kuat cemburu kalo aku sama Pak Eman. Hihi" canda Dinda kepadaku.
Aku dan Dinda kembali masuk ke villa. Tapi aku tidak menemukan Pak Eman di dapur. Sepertinya dia ga enak ngeliat Dinda setengah bugil di dalam villa lalu kembali ke kamarnya.
Di kamar, Dinda langsung melepas tangtopnya dan langsung naik ke atas kasur. Akupun langsung melucuti celana basahku langsung menerkamnya. Aku menciumi leher lalu turun kedadanya, lalu turun terus hingga vagina Dinda.
Tangan Dinda meremas rambutku ketika lidahku bermain di vaginanya. "Duh neng, vaginanya bersih banget sih" aku berpura-pura menjadi pak Eman. "Ihh.. aahh.. apaan sih kamu.. ahh" Dinda masih tidak tahu kenapa aku memanggilnya Neng.
"Dari tadi pas nyampe..sllrpp..slrpp.. udah ga tahan bapak liat badan neng.. sllrpp..sllrpp" lidahku memanjakan Dinda. "Aaahh.. yang ahh.. apa apaan sih.. aaahh" Dinda seperti menolak role playku sebagai pak Eman yg sedang menyetubuhinya. "Toketnya gede banget neng, bapak gemes" lidahku pindah ke dadanya dan tanganku meremas-remas dada Dinda.
"Neng mau bapak entotin?" Ketika kepala penisku menyundul-nyundul kecil di bibir vaginanya. Dinda hanya mengangguk. "Bilang dong, Neng Dinda mau apa?" Tanyaku kembali. "Ehmm.. Dinda mau dientot bapak" pelan-pelan Dinda secara lirih ikut ke role playku. "Dientot siapa neng?" Tanyaku kembali. "Dinda mau dientot pak Eman. Ayo pak masukin kontolnya, memek Dinda udah gatel.. aaahh" usai ucapan Dinda menyebut pak Eman aku langsung tancap penisku dalam-dalam.
Kocokan ku memainkan ritme cepat-lambat-cepat membuat Dinda kelojotan. "Aahh.. bapak kuat banget.. Dinda ga kuat.. aaaahh" aku merasa penisku hangat cairan vagina Dinda. Dinda klimaks cepat dengan membayangkan Pak Eman yg sedang menyetubuhinya.
Aku pun sedikit lagi mencapai klimaksku. "Neng, Bapak mau keluar" aku melepas penisku dari vagina Dinda dan mengarahkan penisku ke wajahnya. Dinda langsung melahap penisku di mulutnya. Tidak lama aku orgasme "Croot..croot..crooot" spermaku nyembur di mulut Dinda. Mulut Dinda dibuka menampung seluruh sperma yg aku keluarkan hingga ada menetes keluar.
[Hide]
[/HIDE]
"Ahh.. Neng Dinda nakal banget" ketika ku melihat Dinda menelan seluruh spermaku. "Bapak nih nakal, mentang-mentang gada suamiku berani godain aku" goda Dinda mengikuti fantasiku yaitu Dinda main dengan pria lain.
Eps 6
Setelah permainan sex roleplay aku sebagai Pak Eman dan Dinda kami masih rebahan di kasur sambil berpelukan dan telanjang.
"Yang, kasian deh Pak Eman hari ini udah digodain badan kamu terus dari tadi, pasti kepikiran terus tuh" ucapku memancing Dinda agar nakalin Pak Eman. "Aku boleh jujur ga yang?" Tanya Dinda. Aku hanya mengangguk menanti apa yang akan Dinda katakan. "Tadi pas kita main waktu baru sampe, pintu kita kan ga kamu tutup, Pak Eman emang sempet liatin aku yg dientotin kamu." Ucap Dinda mengagetkanku.
Jadi tadi benar sekelebat kumelihat sesosok yg berdiri di luar pintu memang pak Eman. "Tapi pas kamu ganti posisi Doggy, badan kamu berbalik ke arah pintu, baru lah pak Eman pergi yang" ucap Dinda. "Terus kamu kok ga bilang?" Tanyaku ke Dinda. "Gatau ya yang.. aku tambah horny pas aku lihat pak Eman melihatku. Makanya tadi aku cepet banget orgasmenya" Dinda mengaku.
"Kamu gamau bantu Pak Eman gitu?" Pancingku kepada Dinda. "Emang kamu ga cemburu?" Dinda mengelak. "Yah kalo Pak Eman mah aku pengen ngasih hadiah aja soalnya udah baik banget dari dulu kenal dia." Ucapku sambil membayangkan kembali persetubuhan Pak Eman dan Dinda. Penisku kembali tegang.
"Ih kamu beneran deh, malah ngaceng lagi kontolnya. Pasti udah bayangin aku dan Pak Eman ya?" Goda Dinda. Aku mengaku menjadi horny membayangkannya. "Ah tapi pak Eman ga akan berani, pasti takut sama kamu" Dinda mulai memikirkan apa yg terjadi jika dia menggoda Pak Eman. "Ya gampang yang, nanti aku pura-pura ada urusan sebentar, aku titipin kamu sama Pak Eman. Terus kalo udah berdua nanti yg ketiga muncul setan deh yang godain kalian. Hahaha" candaku diiringi cubitan keras Dinda di perutku karena memikirkan ide istrinya main dengan bapak tua penjaga villa.
"Yawda aku tinggal ya" aku bangun dari posisi rebahku menjadi duduk bersiap meninggalkan Dinda dan Pak Eman. "Ihh.. gamau ah yang.." Dinda menolak, tapi aku yakin dia hanya pura-pura menolak saja di depanku. "Yawda, gapapa, aku tinggal aja sebentar, 1-2 jam lah sekalian beli cemilan ke minimarket, kalo kamu gamau bantu pak Eman ya ga usah. Dia udah ditinggal istrinya 3 tahunan lebih pasti kangen tuh" Aku sudah mulai memakai kembali pakaianku. Dinda tampak berfikir.
Aku lalu pergi keluar kamar meninggalkan Dinda yg masih bugil di kamar memikirkan apa yg seharusnya ia lakukan. Saat aku keluar villa aku pergi menuju kamar pak Eman yg bangunannya terpisah. Aku bilang akan pergi ke minimarket membeli cemilan. "Bapak bisa mijit ga? Dinda kakinya keram abis berenang, siapa tau bapak bisa urut2 sedikit gitu?" Tanyaku memancing pak Eman agar bertemu Dinda di dalam.
Setelah itu pak Eman membuka pagar lalu aku membawa mobilku keluar villa. Agar aku kembali membawa cemilan aku benar-benar harus menemukan mini market terdekat dan cepat kembali ke villa melihat apa yg terjadi dengan Dinda dan pak Eman.
Kupacu mobilku menuruni bukit villa ini. Setelah menemukan mini market, Aku ambil cemilan-cemilan secara asal di mini market itu dan langsung kembali membawa mobil naik ke atas bukit kembali ke villa. Bahkan ketika dijalan aku baru ingat sepertinya tadi aku lupa ambil kembalian dari mini market.
Walaupun sudah secepat mungkin, aku sudah meninggalkan villa 30-45 menitan. Entah apakah aku sudah terlewat atau belum melihat apa yg terjadi dengan Dinda dan Pak Eman. Aku parkirkan mobilku di lapangan berjarak 3 rumah dari villa ku. Aku sudah hapal seluk beluk villa ini. Ada akses masuk dengan sedikit memanjat lewat kolam renang belakang. Lampu di belakang mati jadi aku tidak akan terlihat masuk dari sini. Aku jadi bisa mengendap-ngendap masuk ke area villa.
Baru saja masuk, aku sudah dikagetkan oleh Dinda yang sedang bugil menekan tubuhnya ke pintu kaca yg menghadap kolam renang. Aku langsung sembunyi di balik pohon hias. Untungnya disini tidak ada cahaya jadi aku tidak terlihat.
[Hide]
[/Hide]
Ternyata pak Eman sedang menggenjot Dinda dari belakang. "Ahhh.. enaak.. aaahh.. kontol enak... ahhh" aku bisa mendengar suara desahan Dinda menikmati sodokan penis pak Eman. Melihat dari intensitas tempo sodokan pak Eman sepertinya mereka sudah bermain cukup lama.
"Iyaah.. aaaah.. boleh.. di dalem aja pak.. ahhh.. Dinda pake KB.. aaaahh" sepertinya pak Eman sudah mau klimaks. Aku dan Dinda memang belum berencana memiliki anak sehingga Dinda memakai KB. Tapi tak kusangka Dinda menggunakan KB untuk memuaskan kenakalannya.
Tidak lama Pak Eman memperlambat kocokannya. Perlahan tapi pasti ia berhenti memompa penisnya di vagina Dinda. Lalu bergerak mundur hingga penisnya terlepas. Tetesan sperma Pak Eman terlihat keluar dari vagina Dinda. Penisku sudah sangat tegang namun tidak bisa berbuat apa-apa di balik semak-semak ini.
Dinda dan Pak Eman tampak masuk ke kamar utama. Lalu aku tidak melihat mereka keluar kamar lagi. Aku ingin memastikan keadaan di dalam sehingga aku telepon Dinda. Cukup lama teleponku berdering hingga diangkat.
"Halo, kenapa yang?" Tanya Dinda tanpa ada beban. "Gimana sama Pak Eman?" Tanyaku. "Kamu tadi nyuruh dia pijit kan? Udah tuh cuma dipijit doang abis itu dia balik lagi. Malu aku yang" ucap Dinda dengan entengnya berbohong padahal baru saja kulihat pak Eman ejakulasi di vaginanya.
"Aawhh.. aahhh" tiba-tiba Dinda menjerit kecil. "Kenapa yang?" Tanyaku. Dinda hanya bilang jari kakinya kepentok ujung meja, padahal kuyakin itu pasti ulah Pak Eman. Aku pun bilang ke Dinda akan segera kembali ke villa.
Aku pun mencari cara untuk bisa mengintip ke dalam kamar. Aku mengelilingi vila mencari jendela. Akhirnya aku bisa melihat dari jendela dekat kamar. Aku tidak bisa melihat langsung ke arah kamar. Hanya mendengar suara dan bayangan dari kamar.
[Hide]
[/HIDE]
Dinda sedang mengoral penis pak Eman. Kalo dari bayangannya, untuk lelaki setua pak Eman, penisnya cukup panjang dan masih keras, pantas Dinda mau diajak main lagi.
"Kalo suka, nanti Neng Dinda sering-sering main ke villa ya" ucap pak Eman sambil menikmati lidah Dinda bermain di seluruh batang penisnya. Dinda bergantian memanjakan penis pak Eman dengan mulut dan tangannya. "Sllrpp.. istri bapak dulu pasti puas banget.. sllrpp" puji Dinda untuk penis pak Eman.
"Temen-temen cewe Den Aryo juga dulu kalo nginep disini suka main sama bapak neng. Puas semua mereka. Hahaha" Pak Eman semakin sombong. Waw, aku baru tau kalo pak Eman pernah main dengan teman-temanku yg lain, ternyata aku salah telah merasa kasihan dengan dia.
Aku langsung keluar dari persembunyianku ke tempat parkir mobilku. Langsung kuarahkan mobilku ke depan villa dan ku klakson memberi tanda agar pak Eman membukakan pintu. Sekitar 10menitan pagar baru dibuka. Entah apakah pak Eman sempat ejakulasi lagi tadi. "Maaf Den, ketiduran tadi" Pak Eman beralasan.
Terlihat pak Eman tubuhnya masih berkeringat. Aku memberikan sedikit cemilan untuknya. Lalu aku masuk ke dalam Villa mencari Dinda. Dinda sedang berendam di dalam bathtub di kamar mandi. Pintar sekali dia meninggalkan jejak persetubuhannya dengan pak Eman.
Lalu ketika kutanyakan apakah ada yg terjadi antara dia dan pak Eman, Dinda berkata tidak ada apa-apa kecuali kakinya di pijit atas permintaan aku. "Kenapa ga mau?" Tanyaku. "Udah tua ah, nanti udah ga sekuat kamu yang, mana puas aku sama kontol loyo. Hihi." bisa-bisanya Dinda menutupi kebohongannya sambil menyanjung aku.
Eps 7
#SemprotOriginalContent
Pagi itu aku bangun telat. Cuaca pagi di villa membuatku nyaman di dalam selimut. Aku tidak menemukan Dinda disebelahku. Aku panggil namanya tapi dia tidak menyahut. Lalu aku keluar kamar mencari keberadaannya.
Aku lihat Dinda sedang nonton tv di ruang tengah dengan baju tidurnya. Kenapa dia ga nyahut saat kupanggil namanya?
[Hide]
[/Hide]
Pagi-pagi gini lihat Dinda berpakaian sexy membuat penisku langsung tegang. Lalu aku duduk disampingnya sambil memeluk dan menggerayangi tubuhnya. "Yang, jangan disini nanti kalo Pak Eman masuk gimana?" Ucap Dinda mencegahku. "Ya biarin, kan dia udah liat kemarin" sambil jariku mulai meraba bibir vaginanya.
Padahal belum lama aku menggerayanginya tapi jariku sudah merasakan vagina Dinda yg sangat basah. Apakah dia sudah terangsang sebelumnya? Apa yg Dinda lakukan sebelum aku terbangun? Sial aku berimajinasi tadi pagi Dinda main lagi dengan pak Eman.
Imajinasiku membuat penisku semakin tegang. Bisa-bisanya aku suami sahnya keduluan dibanding pak tua penjaga villa. Aku keluarkan penisku dari celana dan meminta Dinda mengoralnya. Dinda dengan kemampuan terbaiknya mengulum penisku dengan mulutnya dan memainkan lidahnya dari pangkal hingga ujungnya.
Aku sudah merasakan akan klimaks. Dinda pun sepertinya sudah merasakan penisku berkedut di mulutnya. Ia mambuka mulutnya lebar-lebar dengan tangannya terus mengocok penisku mempersiapkan semburan sperma ke wajah dan mulutnya.
'Crooot..crooot..croot' spermaku lumer ke wajah dan mulut Dinda. Setelah menelan spermaku Dinda beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya sambil berterima kasih atas "sarapan" yg diberikan olehku. Kelakuan nakal Dinda selalu membuatku gemas dan selalu membuatku memaafkan kenakalannya di luar sana.
Aku lalu merapikan celanaku dan mencari Pak Eman untuk ngobrol dengannya. Lebih tepatnya mengorek hasil nguping semalam yg katanya dia main dengan teman-teman kuliah wanitaku di villa ini.
Aku liat dia sedang menyapu taman di depan lalu kupanggil dia untuk duduk ngobrol. Dibuka dengan obrolan basa-basi hingga akhirnya aku mulai menyelidiki. "Siapa aja pak anak-anak yg suka nyewa villa ini?" Pak Eman menyebut nama-nama teman kampusku yg dulu suka bikin acara di villa ini. Dan memang lebih banyak nama wanita yg ia sebutkan. Ada yg menyewa untuk acara keluarganya sendiri, ada dengan teman-teman barunya ada juga yg acara kantor.
Dari nama yg Pak Eman sebut ada satu nama yg berkesan, Devina . Bisa dibilang aku sempat dekat dengan dia waktu itu tapi aku terlalu cupu untuk berani menyatakannya kepada dia sehinnga ia direbut temanku yg lain. "Apakabar si Devina pak?" Aku penasaran.
"Dia kesini sama suaminya waktu itu, masih anak satu. Tapi sekarang lagi hamil anak kedua katanya" ucap Pak Eman. Aku sendiri heran Pak Eman tau darimana Devina lagi hamil lagi. Pikiran mesum gw mulai menyambung-nyambungkan antara Pak Eman dan Devina. "Dulu Den Aryo kan deket sama Neng Devina ya" tiba-tiba Pak Eman menanyakan kenangan itu. Aku hanya tertawa saja menjawabnya.
"Padahal Neng Devina kalo jadi sama Den Aryo pasti lebih seneng tuh" lanjut pak Eman membuatku penasaran. "Kenapa gitu pak?" Tanyaku "Maaf Den, kemarin ga sengaja liat Aden Aryo sama Neng Dinda di kamar" aku tidak menyangka pak Eman akan bilang ini di depanku. "Ya gpp pak, saya yg salah ga nutup pintunya. Keburu nafsu" kami berdua tertawa, aku mencoba mencairkan suasana agar tidak canggung. "Terus Den Aryo kayanya emang kuat main di ranjangnya. Sedangkan Neng Devina punya suami yang, maaf Den, loyo mainnya" Pak Eman menceritkan hal yg membuatku bertanya dalam hati kenapa dia bisa mengetahui semua ini.
Otak mesumku menyambung-nyambungkan hubungan antara Pak Eman, Devina dan kehamilan anak keduanya. Aku harus menjauhkan Dinda dari Pak Eman atau bisa-bisa nanti anakku bukan anakku. #hiya
Pak Eman lalu mengirimkan kontak terbaru Devina kepadaku. "Untuk menjaga silaturahmi den" ucap Pak Eman dengan senyum penuh maksud. Apakah aku baru saja didorong untuk SSI bini orang ketika istriku sendiri di SSI orang lain? Dunia sudah gila pikirku.
Tapi aku memang sudah lama lost contact dengan Devina. Bagaimana kabarnya dia saat ini ya? Kusimpan saja dulu kontaknya mungkin suatu saat ada perlu. Lalu aku pamit dengan Pak Eman untuk kembali ke dalam. Aku berjalan menuju kamarku dan melihat Dinda sedang bermain dengan ipadnya di atas ranjang.
[HIDE]
[/Hide]
Saat kuhampiri, Dinda seperti gelagapan dan menutup ipadnya. Pikiranku langsung menebak kalo Dinda habis menghubungi sang TS. Mungkin video call dengannya dengan baju tidur seperti itu. Sial! Sisi cemburuku tiba-tiba muncul aku jadi merasa perlu membalas Dinda dengan menghubungi Devina lagi.
"Kamu mau aku masakin apa yang?" Tanya Dinda yg sedang merapikan ipadnya. Pintar sekali dia mengalihkan pembicaraan agar tidak gugup menutupi tingkah lakunya. "Emang kamu punya bahannya?" Tanyaku. "Ya bisa beli ke pasar di depan sama Pak Eman" jawabnya. Sial ini ide siapa sih yg ingin mereka punya waktu berdua lebih sering. Tapi aku pun perlu waktu sendiri untuk bisa menghubungi Devina lagi sehingga aku memperbolehkan Dinda pergi ke pasar dengan pak Eman.
Dinda lalu mengganti pakaiannya. Ia mencari-cari di kopernya pakaian yg paling menutup dan bisa dipakai ke pasar. Lalu ia menemukan terusan warna merah. Memang tertutup tapi bahannya yg tipis membuatnya tubuhnya cukup menerawang.
[Hide]
[/Hide]
"Kamu yakin ke pasar begitu?" Tanyaku sambil menelan ludah. "Ya kan ada Pak Eman yg jagain aku, kemarin aja kamu berani nyuruh Pak Eman mijitin aku ditinggal berdua, masa nganter ke pasar yg banyak orang ga berani" ucap Dinda membuatku mati kata tidak bisa membalasnya.
Dinda kemudian pergi diantar Pak Eman ke pasar. Sepertinya mereka berjalan kaki karena lokasi pasar tidak terlalu jauh dari villa ini.
Aku lalu beranikan diri mengontak Devina melalui chat apps.
"Hi, Devina. Ini Aryo"
"Hi Aryo, apa kabar?"
Cepat juga dia membalas pesanku.
"Baik Dev, aku lagi di Villa Putih, abis ngobrol sama Pak Eman nih"
Tampak Devina membalas lebih lama chatku saat aku sebut pak Eman. Aku semakin yakin ada sesuatu diantara Pak Eman dan Devina.
"Pak Eman cerita apa?"
"Ya dia ceritain kamu, katanya kamu hamil lagi?"
Aku mencoba balas se rancu mungkin membuat dia berfikir aku sudah tau apa yg terjadi.
"Oh.. iya Yo. Pak Eman udah cerita juga ya?"
Fuck. Klo bener pak Eman yg hamilin Devina menang banyak tuh tua bangka.
"Ya pak Eman cerita semuanya. Tapi ya aku penasaran tanya kamu langsung" aku mencoba meyakinkan Devina agar terus terang kepadaku.
Akhirnya Devina menceritakan yg terjadi. Bahwa benar dia disetubuhi pak Eman dan menghitung usia kehamilannya yg saat ini 3 bulan ada kemungkinan yg dikandung adalah anak pak Eman.
"Kok bisa sih kamu mau sama Pak Eman?" Tanyaku menyelidiki pengakuan Pak Eman yg bilang teman-teman kuliah wanitaku ketagihan penisnya.
Devina pun bercerita klo dulu waktu kuliah pernah ke Vila Putih dengan geng cewenya. Diantara mereka ada seorang yang bernama Novi emang terkenal nakal. Udah bukan rahasia lagi klo dia suka nemenin Om Om. Novi awalnya iseng godain Pak Eman.
"Tapi dulu Pak Eman masih jauh lebih muda ya Yo. Ga setua sekarang. Hihi" ucap Devina mencari pembenaran.
Awalnya Novi yg pertama setubuh dengan Pak Eman lalu Novi mancing-mancing yg lain untuk cobain penis Pak Eman.
"Kita emang udah gapada virgin Yo. Tapi kan emang mainnya sama pacar yg seumuran. Pas nyobain kontol Pak Eman pada ketagihan yo. Kerasnya beda. Bikin nagih" lanjut Devina bercerita. Fuck. Pak Eman emang gabisa dibiarin, aku jadi degdegan sama keadaan Dinda saat ini.
Aku lalu menyalakan aplikasi Find my Phone untuk melihat dimana posisi Dinda saat ini. Saat kulihat jaraknya hanya 20meter dari kamarku saat ini. Lalu aku telusuri mendekati titik HP Dinda berada. Aku berjalan ke arah kamar Pak Eman di bagian depan Villa.
Aku berjalan pelan mengendap-ngendap ke dekat jendela kamarnya. Yang ku khawatirkan benar terjadi. Aku lihat Dinda sedang disetubuhi dalam posisi Doggy oleh pak Eman.
[HIDE]
[/HIDE]
"Ohh.. enak.. terusin.. paak.. aaahh" suara Dinda pelan. Entah dari kapan mereka ada di kamar itu yang kulihat sudah ada kresek belanjaan di meja kamar pak Eman. Apa jangan-jangan emang Pak Eman sudah belanja sebelumnya dan mereka tidak ke pasar sama sekali? Sial, aku berhasil kena tipu.
Walaupun sedikit kesal tapi penisku tetap berdiri melihat Dinda sedang disodok-sodok Pak Eman. Akhirnya aku lampiaskan dengan mengirimkan foto penisku yg lagi tegang kepada Devina.
"Si junior udah ga tahan denger cerita kamu sama Pak Eman"
Aku tau Devina tidak puas dengan suaminya makanya dia main dengan Pak Eman. Siapa tau celah ini bisa kumanfaatkan. Setelah Devina melihat foto penisku yg sedang tegas ia membalas dengan emoji love. Berhasil pikirku.
"Aku yakin si Junior ga kalah sama Pak Eman" pancingku ke Devina.
"Masa sih?" Balas Devina.
"Mau aku buktiin? Nanti aku samperin loh" balasku.
"Aku tunggu" Devina lalu mengirimkan gambar kepadaku
[Hide]
[/Hide]
Waw. Apakah ini yang dinamakan keberhasilan sebuah SSI. Hehe.
"Neng bapak mau keluar.. aaaahhh" aku dengar pak Eman mengejang. Sepertinya dia klimaks di dalam vagina Dinda. Aku lalu buru-buru kembali ke kamarku jaga-jaga mereka akan segera keluar dari kamar Pak Eman.
Istriku Terjebak SSI Fuul Episode
Related Posts
Comments